Kemenangan Inggris ini sekaligus memupus harapan Filipina menorehkan sejarah meraih medali emas tinju pertama di Olimpiade.
Yafai, mantan pekerja pabrik berusia 28 tahun, menang angka dalam satu pertandingan seru guna memperebutkan emas tinju pertama Inggris di Tokyo.
Yafai, yang mendapat sorakan dari tribun penonton oleh rekan-rekan setimnya -- banyak diantara mereka dengan bendera Inggris tersampir di bahunya -- membuat petinju Filipina ini sempat terjatuh pada ronde pertama dari tiga ronde yang dilakukan setelah kombinasi tiga pukulan tajam.
Inggris, sebagaimana Filipina yang memiliki sejarah tinju membanggakan, kini telah memenangkan satu emas, dua perak, dan dua perunggu dari cabang tinju di ibu kota Jepang itu.
Sementara itu terlepas dari kekecewaan Paalam yang berusia 23 tahun, Filipina juga menikmati terobosan tersendiri sepanjang dua minggu pelaksanaan Olimpiade untuk cabang tinju.
Dua petinju Filipina, Nesthy Petecio meraih medali perak di kelas bulu putri dan Eumir Marcial meraih medali perunggu kelas menengah putra, demikian AFP.
Baca juga: Petinju Filipina selangkah lagi ukir sejarah di Olimpiade Tokyo
Baca juga: Julio La Cruz rebut medali emas tinju kelas berat Olimpiade Tokyo
Baca juga: Petinju Selandia Baru lolos dari gigit kuping menangi debut Olimpiade
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021