Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendorong pelaksanaan vaksinasi untuk pondok pesantren dan kawasan pedesaan, kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII Abdullah Syukri dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Syukri mengatakan pihaknya mendorong Pemerintah untuk merangkul seluruh elemen guna meningkatkan pelaksanaan vaksinasi di kedua tempat tersebut.
“Optimisme program vaksinasi untuk mencapai herd immunity akan sukses sesuai target jika pemerintah mau menggandeng seluruh elemen dan lapisan masyarakat, khususnya melakukan vaksinasi di lingkungan pesantren dan pedesaan,” kata Syukri usai mengikuti vaksinasi COVID-19 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu.
Pemerintah menargetkan 72 juta dosis vaksin COVID-19 disuntikkan kepada masyarakat, 35 juta dosis di antaranya bagi penduduk Pulau Jawa.
Baca juga: 1.000 pelaku usaha sektor pariwisata di Sleman ikuti vaksinasi
Baca juga: TNI AL gelar vaksinasi di Pantai Kinunang Likupang Sulut
Baca juga: Gubernur Jatim sebut sinergi dan kolaborasi kunci percepatan vaksinasi
Syukri menilai pelaksanaan vaksinasi di lingkungan pesantren dan pedesaan masih cenderung rendah, sehingga dia berharap pemerintah mengutamakan program tersebut untuk santri dan warga desa.
Dia juga menyinggung adanya rencana kartu vaksin sebagai syarat mengakses fasilitas publik. Sebelum kartu tersebut diberlakukan, Syukri mengatakan sebaiknya data di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri mengintegrasikan data penduduk.
“Tentu itu harus ada link and match ya, agar ke depan data ini lebih baik lagi. Harus ada solusi dari stakeholder untuk memastikan data ini terintegrasi, tidak tumpang tindih dan terpenting menjamin tidak terjadi penyalahgunaan data pribadi,” katanya.
Masyarakat juga tidak perlu berlarut-larut dalam polemik efikasi vaksin yang dikabarkan turun dalam enam bulan, yang terpenting masyarakat mau mengikuti program vaksinasi, tambahnya.
“Efikasi itu masih debatable, tapi dalam hal ini yang penting mari kita vaksin dulu,” tambahnya.
Terkait vaksinasi dosis ketiga (booster), Syukri mendukung pemberian dosis tersebut untuk tenaga kesehatan, sehingga masyarakat lebih baik menunggu kepastian dari Kemenkes.
“Kita tunggu arahan dari Kemenkes saja terkait dosis ketiga. Karena sebagai warga yang baik, kita harus mengikuti anjuran pemerintah,” ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021