Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), mengajak seluruh perusahaan sawit, terutama di Kecamatan Subah, duduk satu meja untuk membahas mekanisme perbaikan jalan yang rusak menuju Kebun Raya Sambas di Dusun Tanjakan, Desa Sabung, akibat truk sawit bermuatan berat.Jalan di Kecamatan Subah hancur lebur, saya ajak mereka perusahaan sawit duduk bersama, bagaimana melalui CSR nya agar bisa membantu masyarakat...
"Selama ini akses jalan yang dilalui masyarakat di sana rusak parah. Sebagai perusahaan sawit yang menikmati hasil bumi di Kabupaten Sambas juga harus bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan," ujar Bupati Sambas Satono saat dihubungi di Sambas, Minggu.
Ia menambahkan memang sudah seharusnya perusahaan yang ada di sana membantu pemerintah membangun jalan yang setiap hari mereka lewati saat membawa buah sawit dengan truk-truk bermuatan berat itu.
"Itu bisa dengan dana CSR mereka. Itu yang sedang kita gali sekarang, kita ajak mereka duduk satu meja,” kata dia.
Baca juga: Mencari solusi atasi konflik kelapa sawit
Seharusnya kata Satono, perusahaan sawit yang sudah bertahun-tahun beroperasi di Kabupaten Sambas bersama-sama memikirkan bagaimana kondisi jalan yang setiap hari mereka lewati dengan muatan berton-ton.
“Jalan di Kecamatan Subah hancur lebur, saya ajak mereka perusahaan sawit duduk bersama, bagaimana melalui CSR nya agar bisa membantu masyarakat, dan kebetulan di ujung sana ada Kebun Raya Sambas dan rencananya akan kita luncurkan bulan November tahun ini,” katanya.
Satono mengatakan pemerintah daerah sedang memfasilitasi dan membantu masyarakat bagaimana mempercepat perbaikan jalan yang sudah ada, dan sedang rusak berat. Salah satunya dengan memanfaatkan keberadaan perusahaan sawit.
Namun, lanjut dia, pertemuan hari ini belum membuahkan hasil apapun, sebab perusahaan sawit yang ada belum bisa memberikan kepastian.
“Kita duduk satu meja, bagaimana caranya jalan di sana bisa bagus dan bisa dinikmati masyarakat. Tapi ternyata yang datang hari ini masih tidak bisa memberikan keputusan,” ujar Satono.
Baca juga: Kalbar Masih Kaji Kawasan Industri Sawit
Pewarta: Dedi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021