• Beranda
  • Berita
  • Rupiah melemah menunggu keberlanjutan kebijakan PPKM

Rupiah melemah menunggu keberlanjutan kebijakan PPKM

9 Agustus 2021 17:09 WIB
Rupiah melemah menunggu keberlanjutan kebijakan PPKM
Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.

Ini akan memberikan pengaruh dan kemungkinan besar terjadi perpanjangan

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, melemah seiring pelaku pasar yang menunggu kepastian keberlanjutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Rupiah ditutup terkoreksi 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.353 per dolar AS.

"Saat ini pemerintah akan memutuskan kelanjutan PPKM Level 4, dilanjutkan atau tidak," kata Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Nanang mengatakan jumlah kasus COVID-19 di Jawa Bali saat ini melandai, namun di luar Jawa Bali justru mengalami peningkatan. Hal tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan pemerintah.

"Ini akan memberikan pengaruh dan kemungkinan besar terjadi perpanjangan. Di ibukota, terjadi penurunan yang cukup drastis, ini juga jadi sentimen. Kemungkinan akan ada penurunan level 4 menjadi level 3," ujar Nanang.

Jumlah kasus harian COVID-19 di tanah air semakin turun di mana pada Minggu (8/8) kemarin, jumlah kasus baru mencapai 26.415 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,66 juta kasus.

Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.498 kasus sehingga totalnya mencapai 107.096 kasus.

Sementara itu, sebanyak 3,08 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 474.233 kasus.

Pelaku pasar juga memandang positif pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada kuartal II 2021 yaitu mencapai 7,07 persen (yoy).

Meski demikian, kekhawatiran kembali terkontraksinya ekonomi pada semester II 2021 juga muncul seiring merebaknya varian delta.

"Untuk faktor eksternal yaitu efek positif data tenaga kerja AS baik tingkat pengangguran, non farm payroll, pendapatan per jam di AS yang secara keseluruhan menunjukkan hal yang positif, akan memberikan dorongan terhadap penguatan indeks dolar berada pada 92,78 per hari ini," kata Nanang.

Di tengah membaiknya data ekonomi AS, lanjut Nanang, pelaku pasar juga terus mencermati sinyal dari bank sentral AS The Fed, terkait pengetatan stimulus atau tapering.

Pada rapat terakhirnya pada minggu lalu, The Fed menyatakan tapering tidak akan segera dilakukan dalam waktu dekat mengingat laju inflasi dan data ekonomi yang kurang begitu baik.

"Di satu sisi, pekan ini akan dirilis data indeks konsumen dan indeks data produsen pada Rabu dan Kamis," ujar Nanang.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.370 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.363 per dolar AS hingga Rp14.385 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.378 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.369 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan melemah tertekan isu tapering
Baca juga: Rupiah terkoreksi jelang rilis data ketenagakerjaan AS
Baca juga: CORE : Perlu upaya bikin rupiah lebih menarik dalam LCS RI-China

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021