Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau agar ibu menyusui lebih baik divaksin untuk menekan penularan dan risiko COVID-19.Jadi, benefit divaksin lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan
"Kalau melihat kondisi saat ini, ditimbang risiko tidak divaksin dengan divaksin, tentu pilihannya harus divaksin," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta Fify Mulyani dalam diskusi soal ASI eksklusif di Jakarta, Senin.
Menurut dia, risiko ketika terpapar COVID-19 tidak bisa dipilih dan akan menjadi fatal jika gejala yang dialami tergolong berat.
Sedangkan efek samping yang dialami dari beberapa jenis vaksin, lanjut dia, juga masih sama dengan orang yang tidak menyusui di antaranya demam, pegal di sekitar area suntikan, lemas hingga mengantuk.
"Jadi, benefit divaksin lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan," ucapnya.
Baca juga: Jubir: Kekebalan kelompok lindungi ibu hamil-menyusui dari COVID-19
Untuk itu, ia mengimbau ibu menyusui untuk mendaftar di Puskesmas atau melalui aplikasi Jaki untuk mendapatkan jadwal vaksinasi.
Sebelumnya, Satgas Air Susu Ibu (ASI) Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Wiyarni Pambudi mengatakan peningkatan kekebalan tubuh ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari setelah penyuntikan dosis pertama.
''Pada ibu yang telah vaksinasi COVID-19 ditemukan kadar antibodi spesifik SARS CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,'' terangnya.
Sedangkan, lanjut dia, ibu menyusui yang terkonfirmasi positif COVID-19 tetap bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya.
Baca juga: Amankah vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil dan menyusui?
Justru berdasarkan hasil penelitian, kata dia, ASI pada ibu positif COVID-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
''Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI-nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas COVID-19 kepada bayinya,'' kata Wiyarni.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021