Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Pertamina untuk meningkatkan investasi dalam rangka penerapan teknologi pengeboran di Blok Rokan yang efektif dan efisien setelah menerima alih kelola dari Chevron.Blok Rokan pernah menghasilkan minyak hingga tembus 1 juta barel per hari. Namun belakangan secara alamiah terus mengalami penurunan
"Hal ini perlu dilakukan untuk mempertahankan kinerja lifting yang sekarang ada," kata Mulyanto dalam rilis di Jakarta, Senin.
Sebagaimana diketahui, mulai hari Senin (9/8), Pertamina secara resmi menerima alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Blok migas terbesar di Indonesia ini akan dikelola oleh anak usaha Pertamina yaitu PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Mulyanto mengutarakan harapannya agar PHR dapat betul-betul mempertahankan kinerja lifting blok migas ini, dan syukur-syukur bila lifting dapat ditingkatkan.
"Kita tahu Blok Rokan ini adalah sumur tua yang menjadi saksi kejayaan migas nasional. Blok Rokan pernah menghasilkan minyak hingga tembus 1 juta barel per hari. Namun belakangan secara alamiah terus mengalami penurunan," tegasnya.
Dengan mengakuisisi blok Rokan ini, imbuh Mulyanto, maka praktis Pertamina menjadi BUMN hulu migas yang paling dominan dari total lifting minyak nasional.
Karena itu, Mulyanto berharap aksi korporasi ini diikuti dengan pembentukan manajemen yang andal. Ia mengapresiasi bahwa Dirut PHR berasal dari SKK Migas.
"Paling tidak berbagai program perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja Blok Rokan menjadi lebih akurat. Selain itu program kerja akan semakin terpantau dan terevaluasi oleh SKK Migas, melalui komunikasi dan koordinasi yang semakin lancar," jelas Mulyanto.
Terkait Blok Rokan, masih menurut dia, alih kelola terhadap sumur tua seperti ini bukan hanya perlu transfer data, pengetahuan dan SDM yang mumpuni, namun perlu juga tambahan investasi, pengetahuan dan teknologi baru.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) merencanakan pengeboran 661 sumur minyak di Blok Rokan, Provinsi Riau, sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah untuk mencapai target produksi minyak mentah 1 juta barel per hari pada 2030.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan mengebor 161 sumur hingga akhir tahun 2021 ini, kemudian dilanjutkan mengebor 500 sumur pada 2022.
Perseroan akan mengelola wilayah kerja seluas 6.264 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama, yakni Minas, Duri, Bangko, Bekasal, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan dan Peger. Lebih lanjut Nicke menambahkan bahwa pihaknya telah menetapkan anggaran investasi guna mendorong produksi migas senilai lebih dari 2 juta dolar AS hingga 2025.
Baca juga: Menteri ESDM minta Pertamina tingkatkan produksi Blok Rokan
Baca juga: DPR harap alih kelola Blok Rokan beri kontribusi bagi Indonesia
Baca juga: Menteri ESDM: Alih kelola Blok Rokan jadi sejarah bagi Indonesia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021