Olimpiade Tokyo 2020 dalam angka

10 Agustus 2021 05:53 WIB
Olimpiade Tokyo 2020 dalam angka
Lifter Georgia Lasha Talakhadze menjadi satu-satunya atlet Olimpiade Tokyo yang tiga kali memecahkan rekor dunia selama Olimpiade ini. Dia tergambar saat berlomba dalam angkat besi kelas 109kg putra di Tokyo International Forum di Tokyo pada 4 Agustus 2021. ANTARA/AFP/Alexander Nemenov
Olimpiade Tokyo sudah berakhir pada Minggu (8/8/2021) setelah berputar selama 16 hari yang diwarnai drama-drama di dalam maupun di luar lapangan.

Berikut ringkasan fakta utama dalam Olimpiade itu seperti dikutip Reuters:

20 REKOR DUNIA

Terganggunya latihan akibat pandemi tidak menyurutkan intensitas kompetisi yang malah menghasilkan 20 rekor dunia di berbagai cabang olahraga. Dalam cabang dayung tercipta enam rekor dunia.

Tiga rekor dunia pecah di atletik ketika atlet Norwegia Karsten Warholm memecahkan rekor dunia lari gawang 400m putra, sedangkan Sydney McLaughlin dari Amerika dalam edisi putri nomor tersebut. Atlet Venezuela Yulimar Rojas juga menciptakan rekor dunia dalam lompat jangkit putri.

Tiga rekor dunia juga pecah di velodrome dan juga arena tembak, sementara enam kali rekor dunia baru tercipta di kolam renang. Juga tercetak rekor dunia baru dalam panjat tebing yang mulai dilombakan dalam Olimpiade Tokyo.

Pada angkat besi tercipta empat rekor dunia baru di mana tiga di antaranya diciptakan oleh lifter Georgia Lasha Talakhadze. Dia memecahkan rekor dunia angkatan snatch, clean & jerk dan total angkatan kelas 109kg putra.

NOL PENONTON

Olimpiade ini diadakan tanpa penonton berbayar sebagai jaga-jaga terhadap infeksi COVID-19 sehingga pelatih, anggota tim, dan ofisial mesti menyemangati para atlet di tempat yang hampir kosong. Itu bisa berarti pukulan finansial besar terhadap kota penyelenggara Tokyo yang ingin menutup sebagian biaya penyelenggaraan pertandingan dari penjualan tiket.

Panitia penyelenggara tadinya berharap bisa mengisi 50 persen kursi sampai maksimum 10.000 penonton domestik di setiap lokasi, tetapi akhirnya menyetujui larangan total ada penonton setelah Tokyo mengumumkan keadaan darurat keempat karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19.

Hal ini memukul keras sektor perhotelan dan restoran di kota itu sehingga bisa mengakibatkan hantaman finansial sampai sekitar 151 miliar yen (Rp19,67 triliun), kata Nomura Research Institute.

11.000 ATLET

Sekitar 11.000 atlet berkompetisi dalam Olimpiade Tokyo di 42 tempat di seluruh Jepang termasuk Hokkaido di utara yang dipilih sebagai penyelenggara nomor terakhir maraton karena suhu musim panas yang lebih moderat.

Para atlet memperebutkan 339 medali yang membela 205 komite Olimpiade nasional, dengan satu kontingen terdiri dari atlet-atlet berstatus pengungsi.

Olimpiade ini adalah yang paling mengusung kesetaraan gender yang pernah ada dalam sejarahnya di mana menurut IOC hanya kurang dari separuh total semua atlet yang ada berlomba atau bertanding dalam nomor-nomor putri.

ENAM BULAN LAGI

Setelah Tokyo 2020, Olimpiade Musim Dingin 2022 akan digelar di Beijing dari 4 sampai 20 Februari. Beijing menjadi kota pertama yang menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin dan sekaligus disusul dengan Olimpiade Musim Panas.

Paris menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas berikutnya dalam waktu tiga tahun ke depan, mulai 27 Juli 2024, dengan janji sepenuhnya menyelaraskan diri dengan Perjanjian Iklim Paris dengan hanya menggunakan energi terbarukan dan menerapkan kebijakan nol-sampah.

Baca juga: KOI nilai pandemi COVID-19 mengubah peta persaingan di Olimpiade Tokyo
Baca juga: Olimpiade Tokyo usai, ini 5 hal yang perlu diketahui dari Paris 2024
Baca juga: Para atlet berbaur budaya rayakan penutupan Olimpiade tanpa penonton
Baca juga: Menpora salut dan sebut Indonesia bisa belajar dari Olimpiade Tokyo

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021