Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jhony Martohonan yang dihubungi dari Palembang, Selasa, mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB, personel darat dan armada udara sedang berupaya untuk memadamkan karhutla tersebut.
“Dua unit helikopter waterbombing sedang kami kerahkan untuk memadamkan api,” kata Jhony.
Karhutla di Dusun 4 Muara Medak ini terjadi sejak Senn (9/8) kemarin sekitar pukul 17.30 WIB atas informasi Regu Pemadam Kebakaran PT RHM yang melakukan pemantauan dari kamera drone.
Baca juga: Tiga hektare lahan di Aceh Tengah dilaporkan terbakar
Lokasi karhutla itu berjarak sekitar 2 Kilometer dari konsesi milik PT RHM, yakni berupa lahan semi mineral gambut dengan vegetasi semak belukar.
Kemudian dilakukan upaya pemadaman pada malam harinya oleh Tim terpadu dipimpin oleh Camat Bayung Lencir, bersama BPBD Kab Muba, RPK PT RHM, Satpol-PP, KPH dan perangkat desa setempat.
Sekitar pukul 23.30 WIB, tim tiba di lokasi kejadian dan menemukan lahan kurang lebih 8 Hektare sedang terbakar.
Lantaran, kondisi gelap dan tidak ada alat yang memadai maka tim menghentikan upaya pemadaman karhutla untuk dilanjutkan pada keesokan harinya.
Pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, tim gabungan melaksanakan koordinasi dan upaya untuk melakukan pemadaman.
Hingga siang hari sekitar pukul 11.00 WIB api semakin besar dan tim kesulitan untuk melakukan upaya pemadaman dengan jet sutter dan mesin pompa.
Lalu dilakukan pemadaman menggunakan armada udara sekitar pukul 12.00 WIB menggunakan 2 Unit Heli BNPB untuk melakukan waterbombing.
Baca juga: Sopir keluhkan asap karhutla ganggu jalan lintas Palembamg-Indralaya
Helikopter yang dikerahkan Heli Transna Sumsel RA 31110 Type Pesawat KA-32A11BC dengan operator PT. Transna Dirgantara Utama dan Heli Delta RA 22475 Type Pesawat MI-8 AMT dengan operator PT Pura Wisata Boruna (PT Delta Lintas Cakrawala).
“Saat ini kami masih berupaya memadamkannya, sudah 38 kali dilakukan water bombing,” kata dia.
Sejauh ini diperkirakan lahan terbakar telah melebihi 10 Hektere.
Kawasan Muara Medak ini terbilang rawan karena berada di jalur perlintasan antarkabupaten dan antarprovinsi, yakni Sumsel dan Jambi.
Kawasan hutan ini juga sebagian sudah ditempati masyarakat, yang mana masih didapati membuka lahan dengan cara bakar.
Desa Muara Medak menjadi perhatian Satgas Karhutla karena pada 2019 terbakar hebat yang menghanguskan kurang lebih 3 ribu Ha lahan. Saat itu warga di beberapa desa sempat dievakuasi karena adanya kabut asap.
Baca juga: BMKG perkirakan Sumsel tetap alami hujan di musim kemarau
Baca juga: Jelang buka ladang cegah karhutla, TNI siaga di Bengkayang-Kalbar
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021