Taliban, yang berjuang untuk menerapkan kembali hukum Islam yang ketat setelah penggulingan mereka pada 2001, telah mendapatkan keuntungan besar dalam kampanye mereka untuk mengalahkan pemerintah ketika pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS) menarik diri. Taliban telah merebut ibu kota provinsi keenam di Afghanistan pada Senin (9/8).
"Menghentikan pengembalian (pencari suaka yang gagal) mengirimkan sinyal yang salah dan kemungkinan akan memotivasi lebih banyak warga Afghanistan untuk meninggalkan rumah mereka ke Uni Eropa," kata perwakilan Austria, Denmark, Belgia, Belanda, Yunani, dan Jerman dalam surat yang diunggah di Twitter oleh seorang jurnalis majalah berita mingguan Knack Belgia.
"Inilah sebabnya kami mendesak Anda dan tim Anda di Komisi untuk mengintensifkan pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan tentang bagaimana pengembalian ke Afghanistan dapat dan akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang."
Komisi Eropa mengatakan telah menerima surat itu dan akan membalas pada waktunya.
Masalah ini diperkirakan akan muncul pada pertemuan para menteri urusan dalam negeri EU pada pada 18 Agustus, yang akan dilaksanakan secara daring terutama untuk membahas lonjakan penyeberangan perbatasan ilegal dari Belarus ke negara anggota EU, Lithuania.
Polandia dan Latvia juga mencatat peningkatan arus migran dari Belarus.
Enam negara EU tersebut mencatat sejak 2015, sekitar 570.000 warga Afghanistan telah meminta suaka di EU sementara pada tahun 2020 saja tercatat 44.000 pencari suaka---menjadikan Afghanistan sebagai negara asal terpenting kedua tahun lalu.
"Kami sepenuhnya menyadari situasi sensitif di Afghanistan sehubungan dengan penarikan pasukan internasional yang telah diperkirakan," kata negara-negara itu, menambahkan bahwa sekitar 4,6 juta warga Afghanistan sudah mengungsi, banyak dari mereka di kawasan itu.
Keenam anggota EU mendesak blok tersebut untuk melihat kemungkinan memberikan dukungan terbaik bagi para pengungsi di negara-negara tetangga dengan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara seperti Afghanistan, Pakistan, dan Iran.
Sekretaris negara Belgia untuk suaka dan migrasi, Sammy Mahdi, membela inisiatif tersebut dari kritik.
“Wilayah suatu negara tidak aman tidak berarti bahwa setiap warga negara dari negara itu secara otomatis berhak atas perlindungan,” cuitnya di Twitter pada Senin malam (9/8).
Ia menambahkan bahwa deportasi pencari suaka yang ditolak dari Afghanistan yang diperintahkan untuk meninggalkan negara itu harus tetap dilakukan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa didesak untuk bergerak lebih cepat tangani krisis migran
Baca juga: UE dukung pembangunan Afghanistan
Baca juga: Enam polisi Afghanistan tewas akibat serangan Taliban
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021