Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara di Surabaya, Selasa, mengatakan kasus COVID-19 melandai karena satgas dari kecamatan dan kelurahan yang responsif melakukan mediasi dan evakuasi ketika ada warga yang terpapar COVID-19.
"Ketika ada yang terpapar COVID-19 di Surabaya, teman-teman dari satgas kecamatan maupun kelurahan melakukan mediasi untuk bisa ditaruh di rumah sehat maupun Asrama Haji. Kalau seandainya gejala agak sedang maupun ke arah berat, maka akan langsung dirujuk ke RSUD dr Soewandhie," katanya.
Selain itu, kata dia, kasus COVID-19 terus melandai karena pihaknya juga terus masif melakukan penanggulangan di tingkat hulu. Makanya, setiap ada warga yang terpapar langsung dilakukan perawatan secara terpadu di rumah sehat.
Baca juga: Integra bantu 500 peti jenazah untuk penanganan COVID-19 di Surabaya
Baca juga: Perjuangan perangkat RT di Surabaya lindungi warganya dari COVID-19
"Jadi kenapa ini (kasus) bisa landai, karena kami mencoba untuk melakukan pemutusan mata rantai di awal (hulu). Karena sebanyak apapun hilir ketika luapan dari hulu banyak, maka akan jebol juga. Karena itulah ditampung di rumah sehat atau di HAH," ujarnya.
Febri mengatakan per tanggal 9 Agustus 2021, sebanyak 2.090 warga di Surabaya yang melakukan isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.696 warga dapat dimediasi ke rumah sehat untuk isolasi terpadu (isoter). Sedangkan untuk sisanya, mereka melakukan isoman di rumah.
"Satgas dari pemkot kemudian dibantu TNI dan Polri juga kemampuan dari Pak Camat dan Lurah itu berhasil melakukan mediasi kepada mereka," katanya.
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 juga berdampak pada menurunnya kasus COVID-19 di Kota Surabaya. Bahkan, sejak Senin (9/8), Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) Surabaya telah nihil pasien COVID-19. RSLT yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya pernah dihuni sampai 100 pasien.
Sedangkan Rumah Sakit Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, kata Febri, per hari ini masih dimanfaatkan untuk isolasi terpadu oleh 44 warga. Mereka diketahui memiliki gejala ringan hingga sedang.
"Gejalanya ada yang sedang dan ringan. Tapi sampai hari ini Insya Allah terkendali, pasien juga diperhatikan, maksimal oleh petugas di lapangan," katanya. (*)
Baca juga: ITS Surabaya buat inovasi OXITS bantu atasi krisis oksigen
Baca juga: ASN Pemkot Surabaya manfaatkan E-Peken bantu penanganan COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021