"Hujan yang cukup semalam, dan tidak disertai hujan deras di wilayah Merapi membuat sedimen lumpur di Sungai Code sudah terbawa air," kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto melalui pesan singkat telepon selular di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, dengan terbawanya sedimen lumpur di Sungai Code oleh air hujan tersebut, membuat dampak positif yaitu bertambah dalamnya sungai sekitar satu meter.
Turunnya kedalaman sungai yang berhulu di Kali Boyong tersebut akan membuat kapasitas sungai bertambah besar.
Sebagai sungai yang memiliki hulu di Gunung Merapi, sungai Code sangat potensial dilintasi material-material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi.
Pada Jumat (5/11), Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyiapkan 58 lokasi evakuasi bagi warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai karena kota tersebut dilintasi tiga sungai cukup besar yaitu Code, Winongo dan Gadjah Wong.
Kecamatan-kecamatan di Kota Yogyakarta yang dilintasi sungai meliputi Kecamatan Jetis, Kecamatan Gondomanan, Kecamatan Mergangsan, Kecamatan Gondokusuman, Kecamatan Pakualaman, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Tegalrejo dan Kecamatan Mantrijeron.
Sedangkan kelurahan yang dilintasi sungai adalah Kelurahan Karangwaru, Kelurahan Cokrodiningratan, Kelurahan Gowongan, Kelurahan Suryatmajan, Kelurahan Ngupasan, Kelurahan Prawirodirjan, Kelurahan Keparakan, Kelurahan Brontokusuman, Kelurahan Terban, Kelurahan Kotabaru, Kelurahan Tegalpanggung, Kelurahan Purwokinanti , Kelurahan Kricak dan Kelurahan Wirogunan.
Lokasi-lokasi evakuasi tersebut berada di sejumlah sekolah, balai rukun warga, Gedung Kopertis V, Museum Purnawirata, LPP, Gedung Balai Pramuka, lapangan tenis Probongasem, Sasono Hinggil Keraton Ngayogyakarta, depan Masjid Agung Yogyakarta.
Seluruh lokasi evakuasi warga yang mampu menampung sekitar 13.000 jiwa tersebut juga telah dilengkapi dengan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
Status sungai di wilayah Kota Yogyakarta dibedakan menjadi empat, yaitu siaga yang berarti ketinggian permukaan air sungai 10 centimeter (cm) di bawah bronjong; status waspada saat permukaan air sungai sejajar bronjong; status awas saat permukaan air sungai 10-15 cm di atas bronjong dan status kritis yaitu saat permukaan air sungai sudah sejajar dengan talud.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010