• Beranda
  • Berita
  • Begini strategi Pertamina tingkatkan porsi energi baru terbarukan

Begini strategi Pertamina tingkatkan porsi energi baru terbarukan

13 Agustus 2021 21:39 WIB
Begini strategi Pertamina tingkatkan porsi energi baru terbarukan
Logo Pertamina
PT Pertamina (Persero) memiliki delapan inisiatif transisi energi dalam upaya mendorong laju pertumbuhan energi baru terbarukan di Indonesia.

Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina Fajriyah Usman mengatakan kedelapan insiatif itu tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional.

“Sebagai BUMN yang berperan sebagai pengelola energi nasional, Pertamina telah mengantisipasi pergeseran konsumsi energi melalui delapan inisiatif strategis untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi dengan mendorong terus tumbuhnya energi baru terbarukan,” kata Fajriyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menguraikan kedelapan inisiatif transisi energi yang sedang dijalankan Pertamina saat ini terletak dalam upaya peningkatan kapasitas energi panas bumi.

Pada 2020, total kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja Pertamina mencapai 1.877 megawatt yang terdiri dari 672 megawatt yang dioperasikan langsung oleh anak usahanya Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan 1.205 megawatt dioperasikan secara bersama dengan perusahaan swasta.

Pertamina menargetkan total kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi dapat mencapai 2.745 megawatt pada 2030.

Selanjutnya, perseroan juga memanfaatkan hidrogen hijau untuk sektor ketenagalistrikan dari lapangan panas bumi dengan total potensi 8.600 kilogram hidrogen per hari.

"Saat ini inisiasi pembangunan green hydrogen plant dengan kapasitas 22-100 kilogram per hari sedang direncanakan dengan target operasi di tahun 2022," ujar Fajriah.

Di masa depan, tambah Fajriyah, sektor transportasi akan diwarnai oleh pertumbuhan kendaraan listrik.

Mengantisipasi tren tersebut Pertamina ikut berpartisipasi dalam perusahaan gabungan Indonesia Battery Company (IBC) yang akan memproduksi baterai 140 gigawatt hour (GWh) pada 2029.

Dalam waktu bersamaan juga mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik termasuk bisnis swapping and charging.

Wujud inisiasi strategis tersebut, menurut Fajriyah terlihat dari kehadiran pilot project Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di enam lokasi Jakarta dan Tangerang.

Pertamina akan meningkatkan pertumbuhan energi baru terbarukan dengan membangun pabrik metanol untuk gasifikasi berkapasitas 1.000 kilo tonnes per annum (KTPA) yang direncanakan on stream pada 2025, serta pembangunan green refinery dengan kapasitas 6-850 KTPA.

Pertamina, lanjut Fajriyah, juga menyadari bahwa di masa depan konsumsi energi didominasi oleh listrik. Oleh karena itu, melalui anak usahanya Pertamina Power & NRE akan meningkatkan kapasitas pembangkit mencapai 10 gigawatt pada 2026.

Beberapa pembangkit yang mengandalkan energi baru terbarukan, yakni pengembangan biomassa atau biogas dengan kapasitas 153 megawatt, bio blending gasoline dan gasoil, biocrude dari alga dan etanol 1,000 KTPA on stream pada 2025.

Inisiatif energi hijau lainnya yang dijalankan Pertamina mengarah pada pengembangan dimetil eter dengan kapasitas 5.200 KTPA.

Pabrik pengolahan batu bara menjadi elpiji tersebut rencananya akan beroperasi pada 2025.

Pengembangan di sektor energi baru terbarukan itu juga dilakukan Pertamina sepanjang tahun 2020 hingga 2026, yakni meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit dari sumber energi lain yang ada di Indonesia meliputi panel surya 910 megawatt, angin 225 megawatt, dan air 400 megawatt.

Sebagai bentuk dukungan terhadap langkah pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, Pertamina juga telah menerapkan ekonomi karbon melingkar di beberapa area dengan melakukan pola 3R; recycle (biomassa, biogas), reduce (solar PV, EV, LNG bunkering) dan reuse (CCUS untuk CO2-EOR, CO2-EGR dan pemanfaatan CO2 menjadi metanol).

“Untuk keseluruhan inisiatif strategis untuk energi baru terbarukan, Pertamina akan mengalokasikan sekitar sembilan persen dari total CAPEX pada periode 2020-2024. Nilai itu lebih tinggi dari investasi energi baru terbarukan perusahaan energi internasional yang rata-rata hanya sebesar 4,3 persen," pungkas Fajriyah.

Baca juga: Presiden Jokowi berharap alih kelola Blok Rokan tingkatkan produksi
Baca juga: Pertamina Gas Kalimantan gelar aksi pelestarian ekosistem mangrove
Baca juga: Erick Thohir: Alih kelola Blok Rokan kontribusi BUMN bangun Indonesia

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021