Hal tersebut disampaikan Presiden dalam sambutannya melalui video conference di acara Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian, sebagaimana disaksikan melalui tayangan Youtube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Sabtu.
"Saat ini dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru 293 kab/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor, baik itu produk sawit, karet, kopi dan beberapa komoditas lain yang diminati pasar global. Masih banyak komoditas yang potensial dikembangkan," kata Presiden, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Baca juga: Presiden minta dirut perbankan beri perhatian khusus ke pertanian
Presiden mengatakan komoditas ekspor yang masih bisa dikembangkan antara lain sarang burung walet, porang, minyak atsiri yang dalam beberapa tahun terakhir cukup berkembang, bunga melati, tanaman hias, edamame, serta produk-produk hortikultura lain serta produk olahan peternakan yang semakin terbuka pasarnya.
Namun, Presiden mengingatkan Indonesia tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi, melainkan juga harus bisa meningkatkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas, melakukan hilirisasi, untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi.
"Ini penting sekali. Serta melakukan mekanisasi produk dan promosi produk berbasis digital ini harus kita kembangkan agar produk pertanian kita semakin dikenal luas dan kompetitif," ujarnya.
Baca juga: Nilai ekspor porang tahun 2020 capai Rp923,6 miliar
Presiden juga menekankan pasar dalam negeri dan luar negeri harus terus diperkuat.
Di dalam negeri, masyarakat harus diajak untuk mencintai dan membeli hasil-hasil pertanian produksi bangsa dan mengkonsumsi pangan yang sehat. Sementara pasar luar negeri juga harus digarap secara intensif, terintegrasi, terpadu dan mulai masuk ke pasar-pasar negara non-tradisional
"Ini kesempatan kita, momentum yang sangat baik saat pandemi ini, sehingga potensi pasar makin meluas," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021