"Pak Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala Puskesmas, saya sering menyampaikan, Belakangpadang tidak boleh ada COVID-19," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi saat mengunjungi Pulau Belakangpadang pada Sabtu.
"Kalau ragu (dengan warga yang datang) periksa saja supaya Belakangpadang terbebas dari COVID-19," kata Wali Kota.
Akses Pulau Belakangpadang dan pulau penyangga lain di Batam ke daerah lain terbatas sehingga upaya pencegahan persebaran COVID-19 semestinya bisa dimaksimalkan untuk menekan angka kasus infeksi virus corona di pulau-pulau tersebut.
Warga harus menggunakan kapal untuk menuju ke atau keluar dari pulau di wilayah Batam seperti Pulau Belakangpadang, yang hanya memiliki satu pelabuhan.
Dengan kondisi yang demikian, pembatasan mobilitas warga antar-pulau untuk menekan persebaran COVID-19 bisa lebih mudah dijalankan.
Camat Belakangpadang Yudi Admaji mengatakan bahwa saat ini masih ada sembilan orang yang terserang COVID-19 di wilayahnya.
Guna mencegah penularan COVID-19, ia menjelaskan, pemerintah kecamatan memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat serta melakukan pemeriksaan secara acak pada warga yang akan memasuki pulau di pelabuhan.
Kepala Puskesmas Belakangpadang Sri Fetra Netti menyatakan bahwa warga yang terserang COVID-19 di wilayah kerjanya kebanyakan menjalani isolasi mandiri di rumah karena kondisinya tidak parah.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam masih ada 11 kasus aktif COVID-19 di Kecamatan Belakangpadang sehingga daerah itu digolongkan berada di zona merah muda.
Dua wilayah kecamatan penyangga yang lain, Bulang dan Galang, tergolong berada di zona kuning dengan masing-masing dua dan tiga kasus COVID-19.
Baca juga:
Angka penularan COVID-19 di Batam mulai melandai
Angka kasus COVID-19 di Batam mulai turun
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021