• Beranda
  • Berita
  • Tentara AS menuju Afghanistan untuk bantu evakuasi

Tentara AS menuju Afghanistan untuk bantu evakuasi

14 Agustus 2021 15:38 WIB
Tentara AS menuju Afghanistan untuk bantu evakuasi
Helikopter CH-47 Chinook diangkut ke pesawat Angkatan Udara AS C-17 Globemasters III selama proses penarikan pasukan AS di Afghanistan. Gambar diambil pada 16 Juni, 2021. ANTARA/REUTERS/HO-U.S. Army/Sgt. 1st Class Corey Vandiver/tm/aa.
Tentara Amerika Serikat telah diterbangkan ke Kabul untuk membantu mengevakuasi staf kedutaan dan warga sipil lainnya di ibu kota Afghanistan, kata seorang pejabat AS pada Sabtu. 

Tentara AS, sebanyak 3.000 personel, dikirimkan setelah gerilyawan Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu.

Pentagon mengatakan dua batalyon marinir dan satu batalyon infanteri akan tiba di Kabul pada Minggu (15/8)malam.

"Mereka telah tiba, kedatangan mereka akan berlanjut sampai besok," kata pejabat AS itu kepada Reuters tanpa menyebut nama.

Sebuah tim tempur brigade infanteri juga akan dikerahkan dari Fort Bragg, Carolina Utara, ke Kuwait guna bertindak sebagai pasukan reaksi cepat untuk keamanan di Kabul jika diperlukan, kata Pentagon.

Inggris dan beberapa negara Barat lainnya juga mengirim pasukan ketika perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan runtuh dan kekhawatiran tumbuh bahwa serangan di Kabul bisa terjadi hanya beberapa hari lagi.

Seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengonfirmasi pada Jumat (13/8) bahwa Kandahar, pusat ekonomi di bagian selatan negara itu, berada di bawah kendali Taliban ketika pasukan internasional pimpinan AS menyelesaikan penarikan  setelah 20 tahun berperang.

Baca juga: Denmark, Norwegia tutup kedutaan di Afghanistan

Kota Herat di barat, dekat perbatasan dengan Iran, juga jatuh ke tangan kelompok bersenjata tersebut.

Kekalahan Kandahar merupakan pukulan berat bagi pemerintah. Kota itu adalah jantung dari Taliba --gerilyawan etnis Pashtun yang muncul pada 1994 di tengah kekacauan perang saudara.

Kandahar juga berdekatan dengan Kota Spin Boldak, salah satu dari dua titik masuk utama ke Pakistan dan sumber utama pendapatan pajak.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan ada kekhawatiran bahwa Taliban —yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 setelah serangan 11 September di AS— dapat bergerak ke Kabul dalam beberapa hari.

"Kabul saat ini tidak berada dalam lingkungan ancaman yang akan segera terjadi, tetapi jelas ... jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul," kata juru bicara Pentagon John Kirby.

Baca juga: Taliban rebut dua kota lagi, AS dan Inggris kirim pasukan

Beberapa kedutaan telah mulai membakar materi sensitif sebelum evakuasi, kata para diplomat.

Kedutaan Besar AS di Kabul memberi tahu staf bahwa tempat pembakaran sampah dan insinerator tersedia untuk menghancurkan berbagai barang, termasuk kertas dan perangkat elektronik, guna "mengurangi jumlah bahan sensitif di  bangunan itu," menurut sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters.
 
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa "Afghanistan menjadi tak terkendali" dan mendesak semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

"Ini adalah saat untuk menghentikan serangan. Ini adalah saat untuk memulai negosiasi serius. Ini adalah momen untuk menghindari perang saudara yang berkepanjangan, atau isolasi Afghanistan," kata Guterres kepada wartawan di New York.

Wakil Presiden Pertama Afghanistan Amrullah Saleh mengatakan, setelah pertemuan keamanan yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani, bahwa dia bangga dengan angkatan bersenjata.

Dia juga mengatakan pemerintah akan melakukan semua langkah yang memungkinkan untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.

Ledakan dalam pertempuran telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis pengungsi dan kemunduran dalam hak asasi manusia.

Tahun ini, warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka berjumlah sekitar 400.000 orang, yang 250.000 di antaranya sudah pergi sejak Mei, kata seorang pejabat PBB.

Di antara kota-kota besar Afghanistan, pemerintah masih memegang kendali atas Mazar-i-Sharif di utara dan Jalalabad, dekat perbatasan Pakistan di timur, selain Kabul.


Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: Afghanistan di ambang 'bencana kemanusiaan'

Baca juga: DK PBB bahas kecaman terhadap Taliban


 

Taliban ambil alih tiga kota besar di Afghanistan utara

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021