Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro mendorong UI bertransformasi menuju Entrepreneurial University sehingga senantiasa berupaya menjadi pemberi solusi atas berbagai masalah yang dihadapi bangsa.UI juga berperan besar menjadi mitra terbaik pemerintah dalam penyusunan kebijakan berbasis publik (evidence based policy) ...
"Berbagai aktivitas yang dilakukan UI, termasuk dalam bidang riset dan inovasi, tidak lagi bertujuan sekadar mendorong terciptanya reputasi akademik melalui publikasi dan jumlah hak kekayaan intelektual, tapi untuk hal yang berdampak lebih besar dengan mendorong hilirisasi dan komersialisasi seluruh daya pikir dan berdaya cipta," kata Ari Kuncoro dalam keterangannya, Minggu.
Ari mengatakan UI juga berperan besar menjadi mitra terbaik pemerintah dalam penyusunan kebijakan berbasis publik (evidence based policy) di antaranya dalam penanganan pandemi COVID-19, pembatasan sosial, strategi vaksinasi, dan isu lainnya.
Baca juga: UI sampaikan prosedur pendaftaran kekayaan intelektual
Untuk itu pihaknya menggelar webinar untuk membahas berbagai hal yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, dan sivitas akademika UI, serta dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas karya produk riset dan inovasi produk kekayaan intelektual maupun tercapainya hirilisasi produk riset dan inovasi.
Dalam webinar sesi Bulan Inovasi UI yang bertajuk “Kemerdekaan Indonesia yang Ke-76 dengan Kemandirian Produksi Alkes: Ventilator UI dalam E-Catalog LKPP menghadirkan empat pembicara, yaitu Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng (Dekan Fakultas Teknik UI), Dr. Basari, S.T., M.Eng. (Ketua Tim Ventilator UI dan Ketua Program Studi Teknik Biomedik FTUI), Ir. H. Hadi Pranoto (Direktur CV Bartec Utama Mandiri), dan dr. Ramdinal Aviesena Zairinal, Sp.S. (Kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit UI). Sesi tersebut dipandu oleh Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, MPH (Guru Besar Fakultas Kedokteran UI).
Tim Ventilator UI mengembangkan Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik yang aman dan fungsional bernama COVENT-20. Ventilator ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya memiliki bentuk yang ringkas dan sederhana, sehingga aman digunakan untuk perjalanan menuju ruang isolasi.
Kedua, mudah dioperasikan dan hemat energi untuk penanganan pasien Covid-19. Ketiga, biaya pembuatan COVENT-20 lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini.
Baca juga: LDUI: Bantuan aplikator ojek daring bagi mitra dorong ekonomi mikro
Ventilator ini juga dilengkapi Positive End Expiratory Pressure (PEEP) serta menggunakan microchip untuk menyimpan program dan data. COVENT-20 sudah disalurkan ke 180 rumah sakit, baik rumah sakit rujukan Covid-19 maupun rumah sakit darurat, seluruh Indonesia.
Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono mengatakan COVENT-20 ini dimulai sejak bulan Februari dengan penelitian yang cukup singkat dan extraordinary, karena hanya dimulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2020, yaitu hanya empat bulan dan saat ini sudah bisa meluncur ke beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia.
"Tetapi memang harus menunggu sampai kurang lebih satu tahun untuk bisa masuk ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)," ujarnya.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021