Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, varian Delta COVID-19 yang merupakan mutasi dari virus corona menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus corona di kota itu.Pontianak sudah melewati lonjakan kasus yang cukup tinggi
"Melonjaknya kasus COVID-19 pada rentang waktu bulan Juni dan Juli 2021, salah satu penyebabnya adalah masuknya varian Delta di Kalbar sebagaimana hasil sampel kasus konfirmasi positif yang dikirim Laboratorium Untan ke Balitbangkes di Jakarta," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Dia menekankan kepada seluruh masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran virus Delta yang sangat menular itu dengan menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat.
"Kita terus melakukan upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 di Kota Pontianak, diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan dan memasifkan vaksinasi. Selain itu upaya tracing, testing dan treatment juga terus digencarkan," ujarnya.
Terkait kondisi perkembangan COVID-19 di Kota Pontianak, Edi memaparkan data terkini bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur pada rumah sakit saat ini di bawah 45 persen dan positivity rate juga turun di bawah 10 persen.
"Kita berharap masyarakat bisa menahan diri untuk sementara waktu tidak berkumpul-kumpul atau berkerumun untuk mencegah penyebaran COVID-19," katanya.
Baca juga: Pontianak tambah tempat tidur hingga di atas 50 persen
Baca juga: Wali Kota Pontianak sebut sebagian besar warga patuh PPKM Darurat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengungkapkan, berdasarkan sampel yang dikirimkan Pemerintah Provinsi Kalbar ke Balitbangkes Jakarta untuk mengetahui varian COVID-19 di provinsi ini, diketahui pada Juni dan Juli 2021 terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang sangat tinggi.
"Tingginya lonjakan kasus tersebut secara klinis memang mengarah ke varian Delta yang disebut cepat penularannya dan memiliki morbiditas atau tingkat kesakitan yang tinggi," ungkapnya.
Datanya keluar pada Agustus, sementara kejadian pada Juni dan Juli. Kondisinya sekarang di Kota Pontianak sudah landai dan cenderung mengalami penurunan dari hari ke hari, katanya.
Menurut Sidiq, berdasarkan data klinis terutama kecepatan penularan dan gejala yang ditimbulkan, penyebaran COVID-19 varian Delta sudah ada sejak Juni dan Juli 2021 di Kota Pontianak. Namun hasil penelitian secara laboratorium baru dilaporkan pada Agustus 2021.
"Kota Pontianak sudah melewati lonjakan kasus yang cukup tinggi pada Juni dan Juli 2021," ungkapnya.
Meskipun transmisi virus cenderung menurun, namun ia mengingatkan masyarakat tidak mengabaikan protokol kesehatan dengan tetap menerapkan 3M, 3T dan vaksinasi.
"Upaya itu merupakan paket pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang tidak bisa dipisahkan," ujarnya.
Ia menekankan perlunya kewaspadaan seluruh masyarakat karena COVID-19 belum sepenuhnya terkendali, dan untuk dikatakan terkendali positivity rate harus di bawah lima persen, sementara saat ini positivity rate di Kota Pontianak masih di angka sembilan persen.
Baca juga: PPKM Darurat, Pemkot Pontianak mulai lakukan penyekatan jalan
Baca juga: Pontianak akan perpanjang PPKM pascaditetapakan zona merah COVID-19
Baca juga: Dinkes: Pontianak zona merah dan 11 daerah zona oranye COVID-19
Pewarta: Andilala
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021