Setelah sukses merambah pasar lokal, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tentu bisa membidik pasar dan target yang lebih besar seperti pasar mancanegara.
Hal itu semakin dimudahkan dengan tren digitalisasi yang memperkecil batasan jarak dan waktu sehingga pengiriman produk antarnegara tak lagi menjadi halangan.
Baca juga: Kiat untuk UMKM buat konten video lariskan dagangan di media sosial
Berikut beberapa kiat yang disiapkan oleh pelaku UMKM dari segi produk dan layanannya agar bisa masuk ke pasar global dengan maksimal seperti yang dirangkum dalam acara jumpa pers virtual “Kisah Sukses Kibarkan Merah Putih di Pasar Global” yang diadakan oleh Shopee, Senin.
“Pastikan kita menyiapkan kualitas yang terbaik. Jadi ketika mau memutuskan bersaing di pasar global dengan pesaing brand- brand besar maka kualitas produk jadi hal penting nomor satu yang perlu diperhatikan. Perlu banyak review berkali-kali untuk memastikan kualitas yang disajikan benar- benar maksimal,” kata pemilik usaha dompet “Wallts” sekaligus pelaku UMKM asal Bandung Adzwin Perwira yang sudah menjajal kegiatan ekspor melalui platform daring.
Dengan pengulasan kualitas produk yang berulang kali dan memastikan produk yang disiapkan benar- benar kualitas tinggi maka nantinya pelanggan mancanegara sangat mungkin menjadi pelanggan tetap dan kembali membeli produk dari usaha anda.
Baca juga: Kiat pengusaha tenun ikat Kediri bertahan di tengah pandemi
Selain dari sisi kualitas, hal yang harus diperhatikan adalah pengemasan atau akrab dikenal dengan sebutan packaging.
Desta Hesti, pelaku UMKM asal Nganjuk yang memproduksi tas dan sepatu bernama “Handmadeshoesby” menyebutkan uintuk pengemasan produk UMKM ke luar negeri harus dibedakan dengan produk yang dikirim di dalam negeri.
Hal itu dilakukan karena barang yang dikirim ke luar negeri akan dikirim dengan proses lebih panjang dari pada produk di dalam negeri.
Sehingga pengemasan untuk barang yang dijual ke pasar global harus dipisahkan agar tidak terjadi kesalahan prosedur pengemasan dan bisa sampai ke tangan pelanggan dengan selamat sampai di tujuan sama seperti saat ketika dikirim dari Indonesia.
Cara itu sudah dilakukan Hesti selama satu tahun terakhir dan berhasil membuatnya dapat mengirimkan produk- produk buatan tangan masyarakat Nganjuk ke Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan menurut Hesti adalah layanan khususnya dari performa chat.
Perlu dipastikan pada saat berkecimpung di pasar digital, anda memiliki mekanisme layanan yang bisa dihubungi dengan fleksibel oleh pelanggan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dengan menyiapkan tenaga lebih memastikan pelanggan yang sekadar bertanya, memberikan saran, keluhan, atau apresiasi pada produk kita melalui ruang khusus maka pelanggan akan merasa lebih dihargai.
“Penilaian untuk toko kita itu penting, jadi untuk layanan chat itu saya sampai siapkan tiga shift memastikan setiap chat terbalas. Sehingga performa layanan antar toko dan pelanggan tidak mencapai performa di bawah angka 95 persen,” ujar Hesti.
Sebagai tambahan inovasi dan diversifikasi produk juga perlu terus dilakukan agar semakin banyak bisa menarik minat pembeli tidak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri.
Baca juga: Kiat tingkatkan penjualan manfaatkan media sosial
Baca juga: BNI ajak 10 UMKM berbagi kiat berbisnis hingga ekspor
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021