Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan untuk mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen sampai 5,5 persen pada tahun depan diperlukan upaya dan kerja keras yaitu salah satunya melalui akselerasi reformasi.Tentu ini membutuhkan kerja luar biasa keras termasuk reformasi yg cukup dalam sehingga perekonomian kita makin produktif
“Dengan akselerasi reformasi tetap bisa tercapai meskipun kita tetap melihat downside risk 5,5 persen sampai 5 persen,” katanya dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022 secara daring di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan permintaan Presiden Joko Widodo kepada pemerintah untuk mencapai pertumbuhan 5,5 persen pada 2022 akan dilakukan melalui upaya reformasi dalam rangka menciptakan ekonomi yang produktif.
Reformasi tersebut meliputi struktural yaitu sumber daya manusia (SDM), pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur maupun birokrasi dan regulasi seperti sistem Online Single Submission (OSS).
“Tentu ini membutuhkan kerja luar biasa keras termasuk reformasi yg cukup dalam sehingga perekonomian kita makin produktif,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia mengatakan pencapaian target pertumbuhan tahun depan juga dapat dilakukan dengan menjaga momentum pemulihan yang telah terjadi sejak tahun ini terutama di kuartal I dan II.
Menurutnya, jika pemerintah berhasil menjaga momentum pemulihan ini maka target pertumbuhan 2021 yang sebesar 3,7 persen sampai 4,5 persen juga dapat dicapai.
Momentum pemulihan ekonomi akan dijaga melalui belanja pemerintah yang terus diakselerasi baik untuk bidang kesehatan, bantuan sosial, pangan, pendidikan, hingga sektor tenaga kerja.
“Jadi social safety net kita diekspansi baik dari jumlah penerimanya maupun manfaat penerimaannya,” ujarnya.
Baca juga: Presiden targetkan pertumbuhan ekonomi 5-5,5 persen pada 2022
Baca juga: Banggar DPR: Target RAPBN 2022 tergantung pengendalian pandemi
Baca juga: Sri Mulyani waspadai peningkatan inflasi di negara maju pada 2022
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021