Indeks WTI (West Texas Intermediate) harga minyak pada September diperkirakan turun 1,15 dolar AS menjadi 67,29 dolar AS per barel di bursa New York Mercantile. Minyak Brent pada Oktober turun 1,08 dolar AS ditutup pada 69,51 dolar per barel di bursa berjangka London ICE.
"Harga minyak di bawah tekanan saat dalam minggu-minggu ini," ujar analis energi pada Commerzbank Research Carsten Fritsch, Senin.
"Namun pelaku pasar secara perlahan akan menurun di mana situasi pasar minyak terlihat dari laporan bulanan IEA dan OPEC pada Kamis lalu yang menunjukkan tak terlalu optimis,khususnya tahun depan," ujarnya.
Badan Energi Intenasional (IEA) dalam laporan bulanan pasar minyak menyatakan, pertumbuhan permintaan mengalami kemunduran pada Juli setelah tercatat meningkat pada Juni, dan proyeksi pada 2021 telah diturunkan terkait progres pandemi dan revisi data.
Lembaga tersebut juga memperkirakan kemungkinan suplus pasokan pada tahun depan jika OPEC+ mempertahankan rencananya dan mengurangi pemotongan produksinya.
Dalam laporan bulannya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahanankan prakiraan permintaan mereka, namun sebagaimana dinyatakan IEA bahwa tahun depan produksi OPEC akan mencapai 1 juta barel per hari lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Pada Jumat pekan lalu, harga patokan minyak AS naik 0,2 persen, sementara harga minyak Brent turun 0,2 persen.
Pewarta: Subagyo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021