Hasto mengatakan hal itu di hadapan ribuan kader PDIP dari seluruh Indonesia yang mengikuti upacara bendera peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan secara hybrid, di Kompleks Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
Hasto mengingatkan Proklamator dan Presiden RI pertama Ir. Soekarno berusaha membangun modernisasi Indonesia.
Baca juga: Megawati minta kader partai jangan hanya berada di zona nyaman
Caranya adalah dengan mengirim ribuan anak-anak muda Indonesia ke luar negeri untuk belajar ilmu dasar, fisika, matematika, kimia, biologi, dan ilmu-ilmu logam.
Bahkan ketika Presiden AS, Gerald Ford hendak membangun pabrik mobil di Indonesia, Bung Karno menolak. Dengan bangga mengatakan biarkanlah pabrik mobil itu nanti dibangun para insinyur-insinyur Indonesia yang akan kembali dari sekolah di luar negeri.
"Itu menunjukkan komitmen berdiri di atas kaki sendiri. Kini setelah 76 tahun kita merdeka, Paracetamol saja kita masih impor. Infus, cairan infus, kita masih impor. Padahal kita seharusnya mampu berdikari di atas kaki sendiri," kata Hasto dalam siaran persnya.
Baca juga: Ribuan kader PDIP hadiri upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI
Hasto menjelaskan Sang Proklamator mengirim para mahasiswa bukan tanpa alasan. Jepang bisa bangkit usai Restorasi Meiji, dan Turki bergigi di bawah Mustafa Kemal Attaturk. Itu karena mereka melakukan jalan modernitas.
"Oleh Bung Karno, jalan modernisasi ini ditempatkan bukan yang akan mengubah karakter kita, tapi jalan modernisasi yang tetap berakar pada kebudayaan kita. Karena itulah sembari membangun modernitas, beliau juga melakukan 'nation building' sejalan jati diri bangsa kita," ujar Hasto.
Baginya, di kalangan birokrasi, masih ada mental-mental yang masih terjajah oleh kepentingan asing sehingga lebih memilih produk-produk impor. Hal ini penting menjadi perhatian agar semangat berdikari itu yang terutama.
Baca juga: PDIP: Indonesia harus membuka diri melalui penguasaan ilmu pengetahuan
"Saat ini menjadi momentum kita di tengah pandemi COVID-19 agar kita benar benar berdikari sebagaimana yang diperjuangkan Bung Karno," tegasnya.
Oleh karena itu, PDIP memberikan apresiasi dan penghormatan kepada para peneliti dan ilmuwan seperti Indra Rudiansyah dan Carina Citra Dewi Joe.
"Mereka mampu menunjukkan 'force projection' dengan ikut bersama-sama dalam menemukan vaksin Astrazeneca. Ini membawa kebanggaan bagi kita," katanya seraya mengatakan semangat membangun ilmu pengetahuan termasuk penting.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021