Keberadaan satelit ini diharapkan akan mampu mendorong pemerataan akses internet bagi seluruh Indonesia yang pada akhirnya akan bisa mendorong munculnya berbagai aktivitas kegiatan dan pusat-pusat ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso berharap keberadaan satelit multifungsi nasional pertama yakni Satelit Republik Indonesia (Satria) akan mendorong munculnya berbagai pusat-pusat ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
“Keberadaan satelit ini diharapkan akan mampu mendorong pemerataan akses internet bagi seluruh Indonesia yang pada akhirnya akan bisa mendorong munculnya berbagai aktivitas kegiatan dan pusat-pusat ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia,” kata Susiwijono saat Ground Breaking Ceremony Stasiun Bumi Proyek KPBU Satelit Multifunsi Pemerintah secara daring, Rabu.
Susiwijono menyampaikan pada masa pandemi COVID-19 ini keberadaan infrastruktur digital menjadi semakin penting untuk menunjang berbagai aktivitas sehari-hari. Sektor telematika juga selalu konsisten tumbuh positif walaupun pada kuartal II 2021 turun menjadi 6,87 persen dari yang sebelum double digit.
Proyek Satria yang diselenggarakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), lanjutnya, sejalan dengan cita-cita pemerintah mewujudkan pemerataan akses informasi dan infrastruktur di Tanah Air, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pemetaan konektivitas di seluruh Indonesia khususnya di daerah 3T (Terdepan Terpencil dan Tertinggal) serta di daerah-daerah perbatasan.
Baca juga: Indonesia butuh satelit untuk pemerataan internet
“Melalui proyek strategis satria ini, diharapkan seluruh layanan publik, layanan pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi, pertahanan keamanan serta seluruh pelayanan publik di daerah di seluruh wilayah Indonesia sudah dapat terkoneksi melalui internet,” ujar Susiwijono.
Lebih lanjut ia menyampaikan dampak positif keberadaan Satria terhadap perekonomian juga akan berdampak signifikan melalui peningkatan jaringan telekomunikasi, online link UKM transactional center, berbagai proses e-office dan berbagai layanan publik lainnya.
“Seyogyanya setiap kementerian teknis dan lembaga terkait juga para pemerintah daerah perlu terus meningkatkan koordinasi dan integrasi terutama di dalam menyelesaikan berbagai isu teknis dan permasalahan operasional sehingga semua bisa disinergikan dan juga mendukung sepenuhnya operasi dari satelit Satria ini,” ujar dia.
Adapun proyek satelit multifungsi Satria tercantum di dalam PP 109 tahun 2020 mengenai Proyek Starategis Nasional. Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (BAKTI) bertindak sebagai penanggung jawab proyek kerja sama, PT Satelit Nusantara Tiga sebagai badan usaha pelaksana. Lalu, PT Surveyor Indonesia sebagai konsultan pengawas independen dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia sebagai penjamin infrastruktur.
Proyek Satelit Satria mulai dipersiapkan sejak 2017 dan penandatangan kerja sama dilakukan pada Mei 2019. Peluncuran satelit ditargetkan pada kuartal II 2023 dan pada 17 November 2023 dapat beroperasi secara komersial.
Baca juga: Satelit SATRIA-1 masuk tahap konstruksi
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021