Sejumlah mahasiswa gabungan dari beberapa fakultas Universitas Brawijaya (UB) membuat inovasi untuk mempermudah pratikum kimia dasar secara daring, yakni Aplikasi Virtual Laboratorium Kimia Dasar yang diberi nama “Lavoisier”.praktikum yang diadakan secara daring dengan sekadar mengandalkan video terasa tidak efektif. Selain itu praktikum kimia secara luring juga masih menyimpan beberapa permasalahan.
Ketua Tim "Lavoisier" UB, Tira Putri Kusuma mengatakan praktikum yang diadakan secara daring dengan sekadar mengandalkan video terasa tidak efektif. Selain itu, praktikum kimia secara luring juga masih menyimpan beberapa permasalahan.
"Banyaknya ditemukan kasus kecelakaan kerja di laboratorium menandakan kurangnya pemahaman praktikan dalam melaksanakan praktikum dan kurangnya fasilitas laboratorium yang masih terjadi di banyak sekolah maupun lembaga/institusi inilah yang melatarbelakangi kami membuat inovasi Lavoisier," kata Tira Putri di Malang, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengaku proses modernisasi tidak dapat dipungkiri menyebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap hal-hal berbasis teknologi cukup tinggi, apalagi pada masa pandemi COVID-19 saat ini menuntut seluruh kegiatan dijalankan secara daring, termasuk perkuliahan, khususnya praktikum kimia dasar bagi mahasiswa saintek.
“Kami menempatkan diri sebagai pionir aplikasi virtual laboratorium kimia dasar yang lebih maju dari aplikasi sebelumnya dengan beragam keunikan yang belum dapat ditemukan pada aplikasi sejenis,” tutur Tira Putri.
Baca juga: Mahasiswa UB kembangkan bahan bakar dari limbah plastik
Baca juga: Alat "cupping test" kopi mahasiswa UB raih penghargaan di ajang ICGAB
Lavoisier memiliki berbagai keunggulan, yakni terdiri dari 12 topik praktikum fix dan costumize yang telah disesuaikan dengan indeks pembelajaran siswa sekolah SMA/SMK sederajat dan universitas.
Aplikasi ini didesain menarik, interaktif, atraktif serta terdapat fitur live chat, sehingga pengguna dapat merasakan praktikum seperti di laboratorium sesungguhnya.
Aplikasi Lavoisier tersedia pada android 8 yang sudah dapat diakses melalui Play Store dengan harga yang cukup kompetitif. Aplikasi ini juga dilengkapi buku panduan praktikum yang telah memperoleh HAKI yang berisi prosedur pelaksanaan praktikum dan informasi mengenai keselamatan kerja di laboratorium.
“Dengan berbagai keunggulan dan keunikan yang ada pada Lavoisier, kami berharap aplikasi ini dapat menjadi penunjang proses pembelajaran praktikum kimia dasar bagi pelajar serta mahasiswa di Indonesia,” tambah Tira Putri.
Selain Tira Putri Kusuma (FMIPA), Tim Lavoisier ini juga digarap Fanny Eka Putri (FMIPA), Tiara Pinzi Dian (FMIPA), Safir Rahmahuda Machsun (FILKOM), dan Era Enggal Artis (FT) di bawah bimbingan dosen Darjito S.Si., M.Si.
Inovasi Lavoisier berhasil mendapatkan dana riset dari Kemendikbudristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan akan berjuang dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIV 2021.
Baca juga: Mahasiswa UB buat sosis daun kelor dengan pengawet cangkang udang
Baca juga: Mahasiswa UB buat body lotion dari daun kelor cegah COVID-19
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021