Rombongan kedua ini terdiri dari dua cabang olahraga yakni para-badminton dan para-powerlifting, namun pemberangkatan dilakukan terpisah.
Berdasarkan timeline dari NPC Indonesia, para-badminton akan terbang lebih dulu ke Tokyo menggunakan maskapai All Nippon Airways (ANA) dengan nomor penerbangan NH836.
Para-badminton akan memberangkatkan tujuh atlet, yakni Ukun Rukaendi, Hary Susanto, Fredy Setiawan, Leani Ratri Oktila, Khalimatus Sadiyah, Dheva Anrimusthi, dan Suryo Nugroho.
Mereka akan didampingi pelatih dan terapis Samta Kunta Purnama, Muhammad Nurachman, Yunita Ambar Wulandari, dan Suryo Saputra Perdana.
Baca juga: Tanpa penonton, Paralimpiade Tokyo diyakini gaet miliaran pemirsa
Mereka dijadwalkan tiba di Haneda International Airport pada 19 Agustus pukul 6:50 waktu setempat.
Di Jepang, mereka menginap di Rembrant Hotel Tokyo Machida dan menjalani latihan di Machida Gymnasium dan Bunkyo Sports Center hingga 26 Agustus.
Kemudian rombongan bertolak ke Desa Atlet Paralimpiade dan melakoni pertandingan di Yoyogi National Stadium.
Sementara para-powerlifting Indonesia memberangkatkan Ni Nengah Widiasih dan pelatih Yanti dengan maskapai NH836 pada 19 Agustus pukul 6:15 WIB.
Mereka dijadwalkan tiba di Banda Udara Narita International pukul 15:50 waktu setempat dan langsung bertolak ke Desa Atlet Paralimpiade.
Ni Nengah Widiasih akan berlatih di Tokyo International Forum sebelum berlaga di tempat sama pada 26 Agustus.
Baca juga: Kegiatan atlet para-tenis meja Indonesia sehari setiba di Tokyo
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021