Bank Indonesia telah menambah likuiditas atau melakukan quantitative easing di perbankan sebesar Rp114,15 triliun sejak Januari 2021 hingga 16 Agustus 2021.Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Juli 2021 sangat longgar
"Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Juli 2021 sangat longgar," ucap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Agustus 2021 di Jakarta, Kamis.
Likuiditas perbankan yang longgar tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi yakni 32,51 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,43 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Menurut Perry Warjiyo, likuiditas yang masih longgar dan suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah berhasil mendorong suku bunga kredit perbankan terus menurun walaupun masih terbatas.
Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight dan suku bunga satu bulan deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 128 basis poin (bps) dan 202 bps sejak Juni 2020 menjadi 2,80 persen dan 3,5 persen pada Juni 2021.
Baca juga: BI suntik likuiditas di perbankan Rp833,9 triliun selama pandemi
Sementara di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, meski dalam besaran yang lebih terbatas, yaitu menurun sebesar 155 bps sejak Juni 2020 menjadi 8,82 persen pada Juni 2021.
"Penurunan didorong oleh menurunnya Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK) dan overhead cost (OHC), sementara margin keuntungan masih meningkat pada kelompok bank BUMN dan BUSN," kata Perry Warjiyo.
Di sisi lain ia menyebutkan likuiditas perekonomian juga meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 14,9 persen (yoy) dan 8,9 persen (yoy) pada Juli 2021.
Pertumbuhan uang beredar terutama ditopang ekspansi fiskal dan moneter yang meningkat serta kredit perbankan yang tetap tumbuh positif.
Ke depan berlanjutnya perbaikan aktivitas kredit diharapkan dapat lebih meningkatkan peran ekspansi likuiditas dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas).
Baca juga: LPS: Likuiditas perbankan cukup tapi pertumbuhan kredit perlu didorong
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021