jumlah kecamatan yang terkena dampak kekeringan 10 dari 18 kecamatan di Gunung Kidul, total warga terdampak 99.559 jiwa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah mendistribusikan 1.200 tangki dari alokasi 2.200 tangki air bersih kepada warga terdampak kekeringan di wilayah setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan pada 2021 ini, Pemkab Gunung Kidul mengalokasikan anggaran penanganan dampak kekeringan sebanyak Rp700 juta dengan harapkan untuk distribusi air bersih 2.200 tangki.
"Sampai saat ini, kami sudah menyalurkan air bersih terdampak kekeringan sebanyak 1.200 tangki. Kami perkirakan jumlah warga yang membutuhkan air bersih masyarakat hingga musim hujan pada Oktober nanti," kata Edy Basuki.
Ia mengatakan jumlah kecamatan yang terkena dampak kekeringan 10 dari 18 kecamatan di Gunung Kidul. Adapun total warga terdampak sebanyak 99.559 jiwa. Sebanyak 10 kecamatan tersebut sudah mengajukan permohonan distribusi air bersih kepada BPBD.
Untuk penyaluran air bersih, Edy mengakui desa di Kecamatan Girisubo merupakan wilayah yang paling banyak mendapatkan bantuan. Total di Kecamatan Girisubo sudah ada 400 tangki air yang didistribusikan ke masyarakat di sejumlah desa seperti Balong, Karangawen, Jepitu, Nglindur, Tileng hingga Pucung. Selanjutnya, Kecamatan Rongkop menjadi wilayah yang mendapatkan bantuan terbanyak ke dua dengan jumlah 288 tangki.
Kemudian, Kecamatan Tepus ada 144 tangki, Tanjungsari sebanyak 132 tangki, Panggang sebanyak 108 tangki. Untuk Kecamatan Paliyan tersalurkan 32 tangki, Wonosari ada empat tangki, Semin sebanyak 48 tangki dan Saptosari mendapatkan bantuan 44 tangki. Data tersebut masih bisa bertambah karena bersifat dinamis sesuai kondisi ketersediaan air di masyarakat.
"Berdasarkan pendataan, di Gunung Kidul hanya Kecamatan Karangmojo dan Playen yang terbebas dari krisis air. Sedangkan 16 kecamatan lainnya akan terdampak akibat musim kemarau,” katanya.
Sementara itu, Camat Tanjungsari Rakhmadian Wijayanto mengatakan pihaknya memiliki anggaran distribusi air bersih sendiri dengan alokasi sebesar Rp54,6 juta di tahun ini.
"Namun demikian, kami masih mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada BPBD. Kalau sendiri tidak bisa menjangkau ke seluruh wilayah. Sekarang bantuan air ke masyarakat juga sudah berjalan,” katanya.
Baca juga: Pemkab Gunung Kidul masih tutup seluruh objek wisata
Baca juga: Kemenparekraf susun program pemulihan parekraf Gunung Kidul
Baca juga: Gunung Kidul imbau masyarakat patuhi prokes cegah varian Delta
Pewarta: Sutarmi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021