PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk memaparkan keberhasilan strateginya dalam melakukan ekspansi ke berbagai kawasan global.Dan kita melihat adanya peluang di beberapa negara sehingga kita mau tidak mau harus go internasional mengikuti peluang-peluang yang ada di luar negeri,"
"Kita juga tentunya memilih-milih negara mana saja yang harus kita masukin, sejauh ini kita masuk ke dua wilayah yang menurut saya punya potensi dan WIKA dengan teknologinya bisa masuk dan secara harga juga memiliki kompetisi yang baik," ujar Direktur Utama WIKA (Persero) Agung Budi Waskito dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Misalnya, lanjut Agung, sekarang WIKA masuk di Afrika. Kawasan tersebut masih banyak konstruksi atau kontraktor yang belum mempunyai teknologi sehebat WIKA. Dengan demikian WIKA memiliki potensi yang baik untuk bisa masuk di wilayah Afrika yang notabene belum banyak kompetitor, baik itu dari Jepang maupun China.
"Kedua, untuk kawasan Asia sendiri kita juga memilih-milih, tidak semua negara kita masuk karena tentunya nanti akan memakan waktu atau biaya cukup tinggi, sehingga kita fokus kepada negara-negara tertentu yang kita baik secara teknologi bisa masuk dan harga juga mempunyai kompetitif sangat baik," kata Agung.
Dalam kesempatan tersebut, WIKA juga menjelaskan bagaimana BUMN Karya tersebut berhasil masuk ke pasar konstruksi di Taiwan yang dikenal memiliki persaingan cukup ketat, salah satunya melalui produk produk WIKA Group berupa tiang pancang dari WIKA Beton.
Dikatakannya, WIKA memang mendorong semua anak perusahaan melakukan ekspansi ke luar negeri, salah satunya Taiwan. WIKA sendiri pernah menggarap pekerjaan di Taiwan.
Baca juga: WIKA ekspansi ke Solomon bangun venue olahraga
"Apa yang kita lakukan selama pandemi ini memang saya meningkatkan efisiensi biaya, sehingga produk dari anak perusahaan kita seperti WIKA Beton khususnya bisa berkompetisi dengan negara-negara lain untuk bisa masuk ke Taiwan. Padahal di Taiwan sendiri, seperti kita ketahui pastinya produk dari China dan Malaysia juga masuk ke sana. Namun faktanya WIKA bisa berkompetisi dengan baik dalam segi harga maupun produk yang baik," kata Agung.
Ia memaparkan alasan WIKA masuk ke pasar konstruksi di kawasan Pasifik di mana BUMN Karya tersebut menggarap Multi Purpose Sport Complex atau venue olahraga di Kepulauan Solomon dengan kontrak Rp112 miliar.
"Kita tidak menutup kemungkinan, jadi negara-negara yang jauh dari jangkauan, tetapi memang faktanya justru hal tersebut memberi nilai plus bagi kita, dimana WIKA masuk dengan keunggulan teknologi yang baik. Di sana juga persaingan di kawasan Pasifik belum banyak dan ketat, sehingga kesempatan bagi WIKA untuk masuk lebih dini," ujar Agung.
Ia menambahkan alasan WIKA mengambil langkah go internasional karena WIKA tidak berpuas diri untuk bisa berkontribusi di dalam negeri. Dengan melihat perusahaan-perusahaan besar internasional seperti Kajima dan sebagainya mereka juga keluar dengan melakukan ekspansi.
"Dan kita melihat adanya peluang di beberapa negara sehingga kita mau tidak mau harus go internasional mengikuti peluang-peluang yang ada di luar negeri," ujar Agung.
Baca juga: Analis: WIKA salah satu BUMN Karya produktif di tengah pandemi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021