Widi mendarat di Bandar Udara Narita International pada Kamis sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Kemudian baru bisa bertolak ke Desa Atlet Paralimpiade malam harinya.
Meski melewati perjalanan jauh dan melelahkan, lifter asal Bali ini bersyukur perjalanannya lancar sehingga sampai dengan selamat di Negeri Sakura.
"Sekarang sudah sampai di Tokyo, akhirnya sampai dan senang," kata Widi dalam siaran resmi NPC Indonesia, Jumat.
Baca juga: Judoka Georgia dikeluarkan dari Paralimpiade karena serang petugas
"Prosedurnya ketat banget di sini, kami sampai di bandara itu banyak form yang yang harus diisi, banyak proses di bandara sehingga memakan waktu cukup lama. Kami baru bisa keluar bandara jam 20.30 (waktu setempat)," kata Widi.
Setibanya di Tokyo, Widi memang belum berkegiatan karena latihan baru bisa dilaksanakan Sabtu.
Widi pun memanfaatkan waktu lowong untuk beristirahat dan mengembalikan kebugaran usai melewati penerbangan jauh.
“Tadi saya sempat berkeliling menikmati suasana Paralympic Village menggunakan kendaraan yang sudah disediakan panitia. Setelah sarapan, saya sempat ke luar dining hall,” kata Widi.
Baca juga: Giliran rombongan CdM dan para-atletik berangkat ke Paralimpiade Tokyo
Widi berharap pada kesempatan keduanya tampil dalam Paralimpiade bisa memberikan hasil lebih baik dari prestasi pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016.
Pada edisi sebelumnya, Widi menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang menyumbang medali setelah meraih perunggu dari nomor 41kg putri.
Kala itu, dia membuat angkatan 95kg. Sementara emas diraih wakil Turki Nazmiye Muratlı dengan 104kg dan perak diraih Zhe Chui asal China dengan 102kg.
"Harapan pada pertandingan nanti, semoga bisa lebih baik dari pertandingan sebelumnya dan bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia, semoga bendera Merah Putih bisa saya kibarkan," kata Widi yang dijadwalkan tampil pada 26 Agustus.
Baca juga: 95 persen program Paralimpiade Tokyo terdampak lonjakan COVID-19
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021