BOR di RSUD Pekalongan turun 80 persen

20 Agustus 2021 16:36 WIB
BOR di RSUD Pekalongan turun 80 persen
Petugas Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan menunjukan ruang unit gawat darurat (UGD), Jumat (20/8/2021). ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan.
Tingkat keterisian kamar (bed occupancy rate, BOR) di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, semula mencapai 61 pasien COVID-19 kini turun sekitar 80 persen atau 14 pasien yang terdiri atas 6 pasien gejala berat dan 8 gejala biasa.

Direktur Utama RSUD Bendan Kota Pekalongan Junaidi di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa sebelumnya, keterisian kamar di RSUD sempat melebihi kapasitas sehingga pihaknya harus menolak pasien COVID-19 yang akan menjalani rawat inap.

"Ruang UGD yang sebelumnya penuh sampai menolak pasien kini nol atau kosong. Untuk ketercukupan tempat di ruang intensive care unit (ICU) 100 persen digunakan, namun untuk non-ICU hanya digunakan 8 dari 55 ruangan atau sekitar 14 persen," katanya.

Menurut dia, penurunan ini merupakan hal yang baik tetapi tetap hal itu perlu adanya penegakan diagnosis atau skrining lagi.

Baca juga: Pekalongan minta tambahan pasokan oksigen kepada Pemprov Jateng

Baca juga: Pemkab Pekalongan bentuk satgas khusus oksigen antisipasi kelangkaan


"Sebagian besar pasien COVID-19 yang dirawat di ruang ICU sudah gawat kondisinya, kemudian baru dibawa ke rumah sakit untuk mendapat layanan medis," katanya.

Junaidi mengatakan penekanan skrining perlu dilakukan sebagai upaya untuk memastikan apakah seseorang itu terkonfirmasi positif COVID-19 atau tidak.

"Jika yang bersangkutan terkonfirmasi positif COVID-19 maka harus dilakukan isolasi terpusat. Upaya skrining ini bertujuan agar pasien COVID-19 dapat terdekteksi gejalanya sejak awal karena banyak pasien yang isolasi mandiri meninggal dunia karena kurangnya penanganan pasien, kurangnya deteksi dan pengawasan, bahkan terbatasnya tenaga kesehatan yang memeriksa," katanya.

Terkait dengan ketersediaan oksigen di RSUD Bendan, Junaidi mengatakan bahwa stok oksigen masih cukup karena masyarakat yang membutuhkan zat tersebut juga berkurang.

"Pasokan oksigen saat ini sudah lancar dan kebutuhan masyarakat juga berkurang. Pada saat puncak kasus COVID-19, kebutuhan masyarakat terhadap oksigen mencapai 1.500-2.000 meter kubik sedangkan kini hanya 700-800 meter kubik," katanya.*

Baca juga: Bupati Pekalongan pastikan pekerja pabrik divaksinasi COVID

Baca juga: Polresta-Pemkot Pekalongan mengintensifkan operasi cegah COVID-19

Pewarta: Kutnadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021