Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar) dan Donny Fattah (bass) berbagi cerita tentang awal perjuangan God Bless, mulai dari bermain musik dengan alat seadanya, ditolak label rekaman hingga panggung yang serba terbatas.
"Tahun 1970-an sederhana sekali, alat minim sekali untuk tampil di skala stadion, saat itu maksimal soundsystem-nya 5.000 watt. Baru ada perubahan besar tahun 1975 saat Deep Purple datang, dari situ baru banyak perubahan dari teknis," ujar Ahmad Albar dalam jumpa pers virtual "48 Tahun God Bless" pada Jumat.
Baca juga: Debby Nasution kembali hidup di album "Menanti Hari"
Sebagai personel baru yang bergabung dengan God Bless di tahun 1975 dan berasal dari luar kota, Ian Antono mengaku sempat menumpang di rumah Ahmad Albar hingga Yockie Suryo Prayogo. Dia juga tidak memiliki gitar sendiri sehingga setiap akan tampil selalu meminjam alat musik.
"Album pertama cari produser setengah mati karena warnanya rock. Album kedua juga lagu 'Cermin' itu dibilang mana laku," kata Ian.
"Itu tantangan yang paling menyedihkan tapi kita enggak patah semangat. Akhirnya ada satu lagu yang bisa diterima masyarakat dan dari situ baru bisa diterima God Bless," lanjutnya.
Sementara itu, Donny Fattah mengatakan mendapat penolakan dari lingkungan sosial karena dianggap preman lantaran berambut gondrong dan memainkan musik rock yang tidak umum pada era tersebut.
"Tahun 1973 bikin lagu juga belum banyak, masih mengaransemen ulang lagu Barat, dilempar batu oleh tetangga karena berisik, gondrong-gondrong disangka preman dan kalau deketin cewek diusir karena masa depan suram," kata Donny.
Kini di usia 48 tahun, God Bless akan merayakannya dengan sebuah konser virtual bertajuk "48 Tahun godbless - Mulai Hari Ini" pada 31 Agustus 2021.
Baca juga: Penulis "Ali Topan Anak Jalanan" Teguh Esha meninggal dunia
Baca juga: Jelang Lebaran, God Bless rilis video klip "Mulai Hari Ini"
Baca juga: Jelang Idul Fitri, God Bless aransemen ulang "Mulai Hari Ini"
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021