• Beranda
  • Berita
  • Said Aqil: Merajut kebhinekaan dimulai dari lingkungan keluarga

Said Aqil: Merajut kebhinekaan dimulai dari lingkungan keluarga

20 Agustus 2021 22:16 WIB
Said Aqil: Merajut kebhinekaan dimulai dari lingkungan keluarga
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj saat memberikan tausyiah pada Peringatan Hari Lahir ke-23 PKB yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, Jumat (23/7/2021). ANTARA/HO-Humas PKB.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan dalam merajut kebhinekaan dimulai dari lingkunga terkecil, yakni keluarga.

"Mengajarkan kesetaraan, kemanusiaan dan keharmonisan harus dimulai dari level keluarga, baru di lingkungan sekitar dan terus semakin dibesarkan," kata Said dalam webinar dengan tema, langkah nyata merajut kebhinekaan secara daring di Jakarta, Jumat.

Said meminta kepada semua umat beragama untuk terus bekerjasama, memperkuat pemahaman, saling melakukan pendekatan satu dengan yang lain.

Baca juga: Bamsoet: Merawat kebhinnekaan kunci tetap berdirinya NKRI

"Bukan hanya ketika krisis. Jangan ketika hanya ada masalah baru bertemu," kata Said menegaskan.

Said meminta agar komunikasi dilakukan jauh diluar sebelum adanya persoalan atau kasus. Seharusnya kata Said, bisa bertemu dan berbaur di segala bidang untuk membangun kebersamaan dan persaudaraan. Dia mencontohkan kebersamaan dibagun di bidang kesehatan, pendidikan, pelatihan bersama hingga persoalan kebersihan lingkungan.

Said yang juga anggota dewan pengarah Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) tersebut mengatakan faktor kemiskinan, kebodohan dan ketidakdilan menjadi pintu masuk paham radikalisme, ekstrimisme hingga terorisme.

Baca juga: Buya Syafii Maarif: Kebhinnekaan jadi kekuatan pemersatu bangsa

"Kalau betul-betul paham agama, Islam itu jauh dari cari maki dan menyakiti orang lain," ujar Said.

Said menjelaskan dalam kitab suci Alquran sudah ditegaskan untuk jangan sekali-kali mencaci maki orang-orang yang tidak menyembah Allah SWT. Karena demikianlah telah diciptakan setiap umat atau kelompok yang mempunyai kebanggaan mereka masing-masing.

"Kita tidak boleh meremehkan dan jangan mencaci maki, sebaiknya kita hormati mereka," pesan Said.

Baca juga: Syarief Hasan: Pesantren adalah potret kebhinnekaan Indonesia

Pewarta: Fauzi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021