Salah satu kesalahan yang dimaksud bek asal Swiss itu merujuk pada pelanggaran yang berujung gol tendangan bebas Vincenzo Grifo pembuka keunggulan Freiburg
"Kami melakukan kesalahan teledor dua kali," kata Akanji kepada Sky Sports selepas laga dikutip dari laman resmi Dortmund.
"Itu tendangan bebas yang bagus memang, tetapi kami seharusnya bisa mencegahnya," ujarnya menambahkan.
Akanji menyebut kesalahan kedua terjadi saat Dotmund lalai mengantisipasi serangan balik cepat yang dilakukan Freiburg kala tuan rumah mencetak gol kedua.
"Dan gol kedua adalah sebuah serangan balik yang diawali kami kehilangan bola. Itu seharusnya tidak boleh terjadi," katanya.
"Kami tidak boleh memberi celah bagi lawan untuk mencetak gol, terlebih jika kami menguasai permainan sepanjang laga," ujar Akanji melengkapi.
Baca juga: Dortmund tersungkur di kandang Freiburg
Baca juga: Pelatih Dortmund yakin Haaland akan bertahan bila raih trofi musim ini
Statistik pertandingan memang memperlihatkan Dortmund mendominasi tak kurang dari 76 persen penguasaan bola sepanjang laga dan melepaskan tak kurang dari 18 percobaan tembakan.
Namun gol balasan mereka yang lahir di babak kedua dari tembakan Jude Bellingham berakhir tercatat sebagai gol bunuh diri Yannik Keitel.
"Saat turun minum kami menyadari lawan sedikit kelelahan. Namun, karena kami lalai sulit untuk bangkit," ujarnya.
"Kami harus menganalisis kesalahan-kesalahan tadi. Apapun itu, seharusnya tidak boleh dilakukan jika kami ingin memenuhi target empat besar," tutup Akanji.
Kekalahan itu membuat Dortmund sementara melorot ke urutan kelima klasemen gagal menambah raihan tiga poin yang dimiliki.
Di pertandingan selanjutnya, Dortmund akan bermain di Signal Iduna Park kala menjamu TSG Hoffenheim pada Jumat (27/8) pekan depan.
Baca juga: Wolfsburg bangkit di markas Hertha, Bochum petik tiga poin perdana
Baca juga: Leipzig petik kemenangan perdana era Jesse Marsch, lumat Stuttgart 4-0
Baca juga: Bayern Muenchen berpeluang lampaui rekor gol saat jamu Cologne
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021