• Beranda
  • Berita
  • Panglima TNI tekankan pentingnya pelaksanaan 'tracing' di Boyolali

Panglima TNI tekankan pentingnya pelaksanaan 'tracing' di Boyolali

22 Agustus 2021 13:56 WIB
Panglima TNI tekankan pentingnya pelaksanaan 'tracing' di Boyolali
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat meninjau pelaksanaan vaksinasi dengan target 3.500 dosis di Kabupaten Boyolali, Minggu (22/8/2021). ANTARA/HO-TNI.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa tracing atau pelacakan kontak erat harus terus dilaksanakan di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah.

"Walau lelah, harus tetap semangat untuk melaksanakan tracing kontak erat dan menjaga masyarakat dari COVID-19," kata Hadi Tjahjanto dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hadi Tjahjanto ketika melakukan peninjauan kegiatan vaksinasi, memeriksa kesigapan Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga, dan Bhabinkamtibmas dalam menggunakan aplikasi Silacak dan Inarisk, serta memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat di Kabupaten Boyolali.

Menurut Panglima TNI, tracing kontak erat harus terus dilaksanakan, sebab tingkat positif COVID-19 di Kabupaten Boyolali berada pada angka 24,24 persen, sedangkan tingkat tracing kontak erat yang hanya sebesar 2,35 persen.

Berdasarkan angka tersebut, Hadi meyakini, untuk menghentikan laju perkembangan COVID-19 di Kabupaten Boyolali, diperlukan kerja keras dan keseriusan dari setiap pihak terkait, termasuk dalam hal meningkatkan tracing kontak erat.

"Dari kasus konfirmasi, akan dilaksanakan perawatan di Isoter (Isolasi Terpusat), tidak di Isoman (Isolasi Mandiri)," ucapnya.

Baca juga: Panglima TNI ingatkan pelacakan secara masif perlu dilakukan di Klaten

Baca juga: Panglima TNI-Kapolri minta pelacakan-pengetesan di Klaten masif


Adapun tujuan dari penyelenggaraan isolasi terpusat adalah untuk memantau kondisi dari pasien positif COVID-19, berikut dengan akses terhadap obat-obatannya.

Hadir pula Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam peninjauan tersebut.

Panglima TNI, Kapolri, dan Menkes meninjau pelaksanaan vaksinasi dengan target 3.500 dosis secara langsung. Sasaran dari kegiatan vaksinasi tersebut adalah buruh atau karyawan pabrik, masyarakat umum, dan ormas PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama), dengan jumlah vaksinator sebanyak 85 orang dan terdiri dari, 14 vaksinator TNI, 10 vaksinator Polri, 26 vaksinator Dinas Kesehatan (Dinkes), dan 35 Relawan Tenaga Kesehatan (nakes).

"Walau pun sudah divaksin, bukan berarti kebal terhadap COVID-19, oleh karena itu harus tetap disiplin protokol kesehatan," ucap Hadi Tjahjanto kepada masyarakat yang sedang melaksanakan vaksinasi.

Kemudian, Panglima TNI, Kapolri, dan Menkes meninjau pengoperasian dari aplikasi Inarisk dan Silacak yang dilakukan oleh 4 Pilar yang bertugas sebagai petugas yang melakukan tracing di lapangan.

"Dandim dan Kapolres siapkan tim IT untuk input data kasus konfirmasi, biarkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas terus membantu petugas kesehatan di lapangan, karena saya lihat data kasus konfirmasi positif naik terus," tutur Panglima TNI.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021