Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyelamatkan sejumlah proyek infrastruktur di Ibu Kota yang nyaris mangkrak pada 2020 karena harus dilakukan pengalihan anggaran akibat pandemi COVID-19.
“Dengan adanya bantuan pendanaan PEN dari PT SMI, saat pandemi (proyek) bisa diselesaikan,” kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho dalam diskusi soal konstruksi saat pandemi di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, proyek infrastruktur yang dapat diselesaikan berkat dana PEN itu, yakni Jalan Layang Tanjung Barat, Jalan Layang Lenteng Agung, Jalan Layang Cakung dan Jalan Lintas Bawah Senen.
Proyek tersebut sempat terkendala satu hingga dua bulan karena menunggu kepastian dana dari pengerjaan proyek jalan tersebut.
“Saat itu kami bergerak. Dari pemerintah pusat ada program PEN, untuk membiayai infrastruktur terkendala keuangan kami butuh sekitar Rp850 miliar,” katanya.
Baca juga: "Underpass Senen Extension" diujicoba dua hari
Baca juga: Bina Marga DKI uji coba jalan layang Lenteng Agung-Tanjung Barat
Selain itu, penataan trotoar di sejumlah titik juga terkendala anggaran karena harus dialihkan untuk penanganan COVID-19, padahal penataan itu sudah dirancang sejak 2019.
Pagu anggaran untuk pendataan trotoar menuju kawasan terintegrasi atau “Transit Oriented
Development” (TOD) di Jakarta saat itu mencapai Rp1,1 triliun namun menjadi kurang dari Rp20 miliar.
Akhirnya, pihaknya membangun skala prioritas, yakni di Stasiun Tanah Abang, Stasiun Senen, Stasiun Juanda dan Dukuh Atas.
Sebelumnya, pemerintah pusat melalui BUMN, PT SMI mencairkan dana PEN kepada DKI Jakarta sebesar Rp3,26 triliun pada Oktober 2020. Dana PEN tersebut dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Jakarta.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021