"Kami berharap proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditargetkan tentunya dengan kualitas bangunan terbaik," kata Andi Gani Nena Wea yang juga merangkap komisaris independen PT PP (Persero) dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan saat dirinya melakukan kunjungan kerja melihat progres pengembangan proyek dan memastikan proyek Permata Puri Cibubur tersebut berjalan dengan lancar.
Dalam kunjungan kerja tersebut juga dihadiri Nur Rochmad selaku Komisaris Independen, Ernadhi Sudarmanto selaku Komisaris, dan Loso Judiajanto selaku Komisaris didampingi Direksi PT PP, yaitu Agus Purbianto selaku Direktur Keuangan & Manajemen Resiko dan Sinur Linda Gustina selaku Direktur HCM & Strategi Korporasi. Untuk menekan dan mencegah penyebaran COVID-19, pelaksanaan kunjungan kerja Dewan Komisaris tersebut sangat menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Dikatakan Nena Wea, proyek pengembangan Permata Puri Cibubur terletak di lokasi yang sangat strategis di mana dapat ditempuh dalam waktu 7 menit dari pintu tol. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh rumah tapak tersebut diharapkan agar PPRO dapat memaksimalkan strategi pemasaran yang ada.
Walaupun pembangunan proyek ini berlangsung di tengah pandemi dan industri properti yang sedang menurun bukan tidak mungkin PPRO dapat mengambil peluang yang ada. Hal ini membuktikan bahwa meskipun dengan adanya wabah COVID-19, sektor properti masih bisa tumbuh terutama rumah tapak yang dibanderol dengan harga Rp750 juta – Rp2 miliar.
Permata Puri Cibubur merupakan suatu kawasan rumah tinggal dalam bentuk rumah tapak yang dikembangkan oleh PPRO. Hunian ini memiliki lokasi yang sangat strategis di kawasan Cibubur yang dekat dengan Tol JORR 2 dan LRT yang akan menghubungkan kawasan di Selatan dan Timur Jakarta
hingga ke pusat kota dalam hitungan menit.
Selain memiliki konektivitas yang strategis, lokasi Permata Puri Cibubur juga berada dekat dengan kawasan komersial, seperti mal dan pusat perbelanjaan. Rumah tapak ini mengusung konsep hunian Tropis Modern yang diadaptasi sesuai kondisi iklim di Indonesia.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021