Pemda-pemda didorong mengembangkan infrastruktur dalam rangka mewujudkan penerapan prinsip kota yang cerdas dan berkelanjutan dalam pembangunan perkotaan di Tanah Air.Mengembangkan 'smart and sustainable city' saat ini relatif jauh lebih mudah dan lebih murah ketimbang dulu
"Mengembangkan smart and sustainable city saat ini relatif jauh lebih mudah dan lebih murah ketimbang dulu," kata Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar dalam rilis webinar Katadata SAFE Forum 2021, Selasa.
Menurut Arya, saat ini pemerintah dan operator-operator yang ada sudah menyediakan infrastruktur di berbagai pelosok negeri.
Ia memaparkan dengan tersedianya infrastruktur berbagi pakai, para pemerintah daerah tidak perlu lagi memikirkan masalah infrastruktur telekomunikasi, data center, network, security, sampai cloud, karena semua sudah bisa dialihdayakan ke pihak lain dengan biaya yang jauh lebih murah.
Hal yang dibutuhkan oleh pemda, ujar dia, adalah aplikasi yang cocok tergantung daerahnya masing-masing.
"Dengan hanya berkonsentrasi ke pengembangan aplikasinya, maka bisa jadi lebih mudah dan lebih murah. Jadi dengan infrastruktur berbagi pakai, bisa menjadi lebih murah," ujarnya.
Pembicara lainnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya, Muhammad Fikser menyatakan pihaknya memanfaatkan aplikasi Smart City untuk mendorong peningkatan ekonomi Surabaya yang sempat menurun akibat dampak pandemi COVID-19.
Melalui inovasi aplikasi e-commerce lokal yang diberi nama e-Peken (Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo), Pemkot Surabaya mampu menggerakkan kegiatan ekonomi para pelaku UMKM dan pedagang toko kelontong di daerah itu.
Cara yang digunakan, lanjutnya, adalah seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkot Surabaya diwajibkan berbelanja kebutuhan bahan pokoknya di e-Peken. "Kami di Surabaya kurang lebih ada 13 ribu ASN, dan semua ASN ini sekarang wajib belanja lewat e-Peken," kata Fikser.
Ia menambahkan seluruh toko kelontong dan UMKM di Surabaya masuk di platform itu, dan pembayarannya semua berbasis daring, dan program itu dikontrol oleh Wali Kota Surabaya.
Pembicara lainnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Bambang Pramusinto menjelaskan konsep pengembangan smart and
sustainable city di Kota Semarang tidak semata-mata hanya terkait pada pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), melainkan juga pada pengembangan non-TIK.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memaparkan pengembangan program smart city di Indonesia dalam sesi kedua Pertemuan Pertemuan Tingkat Menteri G20 Bidang Digital secara virtual dari Jakarta, Kamis (5/8/2021).
Menkominfo mendorong negara anggota G20 mengembangkan program smart city untuk menciptakan kota-kota yang mampu membantu masyarakat hidup lebih berkelanjutan dan produktif.
“Terdapat enam pilar yang menjadi dasar pelaksanaan program pengembangan smart city di Indonesia yakni smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment, dan smart living," ujar Johnny.
Dia mengatakan dengan mencakup enam aspek tersebut, kota-kota yang dipersiapkan untuk smart city diharapkan menjadi tempat yang cerdas untuk membantu keberlanjutan produktivitas masyarakat.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021