Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) meyakini premi industri asuransi umum pada akhir 2021 akan tumbuh positif setelah pada tahun lalu mengalami koreksi yang salah satunya disebabkan pandemi COVID-19.Kami belum bisa menjawab secara kuantitatif, tapi kami optimis bahwa akhir 2021 nanti itu industri asuransi umum akan tumbuh dibanding akhir tahun lalu
"Kami melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa diperkirakan. Kami belum bisa menjawab secara kuantitatif, tapi kami optimis bahwa akhir 2021 nanti itu industri asuransi umum akan tumbuh dibanding akhir tahun lalu. Harapan kami, akan sama dengan kondisi sebelum pandemi," kata Direktur Eksekutif AAUI Dody Dalimunthe saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Dody menuturkan sebelumnya pertumbuhan premi asuransi umum pada 2020 lalu sempat diperkirakan akan negatif hingga 30 persen, namun di luar dugaan ternyata pertumbuhan premi sepanjang 2020 lalu hanya minus 3,6 persen.
"Memang ada intervensi bagus oleh pemerintah dan regulator. Regulator mengeluarkan kebijakan countercyclical kemudian pemerintah juga berusaha di tengah pandemi COVID-19 mengatasi masalah kesehatan tapi juga bagaimana ekonomi tetap berjalan. Ini disambut baik oleh pelaku usaha. Ini yang menyebabkan meski pertumbuhan negatif, tapi di luar dugaan kami negatifnya kecil," ujar Dody.
Untuk tahun ini, Dody mengatakan, tiga lini bisnis asuransi yaitu asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kredit, masih akan menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan premi asuransi umum.
"Tapi ada beberapa lini bisnis beberapa yang diperkirakan akan tumbuh, terutama asuransi yang sifatnya individual seperti asuransi kesehatan, asuransi aneka, dan asuransi kecelakaan diri," kata Dody.
Terlebih, lanjut Dody, dengan semakin masifnya implementasi teknologi digital dalam bisnis asuransi, juga bisa mendorong munculnya produk-produk asuransi yang bisa berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan premi asuransi umum.
"Bahkan micro insurance juga tumbuh relatif bagus, tapi datanya masih kami kumpulkan. Jadi asuransi tidak melulu hanya bertumpu pada produk yang biasa atau konvensional tapi ke depan akan mulai ada produk yang sesuai keinginan masyarakat. Jadi itu diharapkan nanti juga bisa menyumbang terhadap pertumbuhan asuransi umum sampai akhir 2021," ujar Dody.
Berdasarkan data AAUI per kuartal II 2021, premi asuransi umum tumbuh 2,05 persen menjadi Rp38,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp37,77 triliun.
Ditilik dari porsi premi per lini bisnis asuransi umum, saat ini masih didominasi asuransi properti 29 persen, asuransi kendaraan bermotor 19 persen, dan asuransi kredit 15 persen.
Asuransi properti menyumbang premi sebesar Rp10,97 triliun pada kuartal II 2021, tumbuh 16,1 persen dibandingkan kuartal II 2020 Rp9,45 triliun. Sedangkan asuransi kendaraan bermotor berkontribusi sebesar Rp7,4 triliun, turun 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,81 triliun.
Sementara, asuransi kredit menyumbang premi sebesar Rp5,87 triliun, naik 1,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp5,79 triliun.
Baca juga: Premi asuransi umum kuartal II naik 2,05 persen, capai Rp38,54 triliun
Baca juga: Wapres: Asuransi syariah harus kedepankan "good corporate governance"
Baca juga: Bos Prudential sebut agen asuransi bisa berperan konsultan finansial
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021