• Beranda
  • Berita
  • Strategi industri periklanan luar ruang hadapi pandemi

Strategi industri periklanan luar ruang hadapi pandemi

26 Agustus 2021 17:04 WIB
Strategi industri periklanan luar ruang hadapi pandemi
Ilustrasi - Media iklan luar ruang di pilar MRT Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. ANTARA/HO/PT Trimedia Imaji.
Krisis di masa pandemi COVID-19 berdampak pada hampir seluruh sektor bisnis dan lapisan masyarakat Indonesia, termasuk perusahaan media luar ruang atau Out of Home (OOH) target audiensnya adalah masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.

Namun demikian salah satu perusahaan media luar ruang PT Trimedia Imaji Rekso Abadi, tetap berusaha bertahan di masa pandemi dengan terus berinovasi dan menerapkan sejumlah strategi, salah satunya revenue calculator.

Baca juga: Media luar ruang digital diprediksi jadi tren iklan

CEO Jaris & K (anak usaha PT Trimedia Imaji) Komarudin Fuad menyampaikan, strategi tersebut dilakukan dengan menyesuaikan biaya yang dimiliki oleh brand untuk kemudian dibuatkan iklan.

"Ketika pandemi ini, semua brand sebenarnya punya uang tapi terbatas. Bagaimana cara kita menggunakan anggaran terbatas mereka. Cara yang dilakukan yaitu revenue calculator. Jadi berapapun brand punya budget kita ambil," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Meski memakai strategi revenue calculator, Komarudin menegaskan bahwa secara value brand tidak dirugikan begitu pula bagi perusahaan.

Di tengah keterbatasan tersebut, beberapa waktu lalu pihaknya juga meluncurkan kampanye kolaborasi dengan para seniman Jakarta dalam ekshibisi instalasi seni pada pilar MRT.

Kampanye tersebut untuk mendukung para seniman yang membutuhkan medium berekspresi melalui karya mereka di masa pandemi, serta menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah seni.

Sejumlah seniman dari berbagai arus turut berpartisipasi dalam kampanye ini, tambahnya, mereka saling berkolaborasi menghadirkan hasil kreasi di pilar-pilar MRT di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan diantaranya seniman mural Bulletos, Comolo, Gula, Tragicoo.

"Saya pikir advertising tidak hanya medium komersil untuk brand beriklan, tapi juga pembawa pesan sosial untuk warga Jakarta yang terdampak COVID-19. Dari gagasan itu kita mencoba berkolaborasi dengan para seniman terutama yang berkebutuhan khusus yang notebene sangat jarang terekspos, sehingga ketika berkolaborasi dan disambut baik akhirnya tercetuslah ide untuk kolaborasi ini,” ujar Komarudin.

Di media luar ruang berupa pilar-pilar MRT berbentuk LED tersebut, terpampang karya lukis tentang multikultural Kota Jakarta dari para seniman berkebutuhan khusus. Aksi sosial yang mengusung tagar #MemilihGigih ini, diharapkan bisa memberi ruang pada semua seniman tanpa melihat perbedaan.

“Banyak sekali pesan positif dari seniman berkebutuhan khusus yang disampaikan untuk warga Jakarta untuk mengajak dan meminta warga Jakarta memilih gigih di masa pandemi ini," katanya.

Kolaborasi ini, lanjutnya, memiliki misi sebagai aksi nyata untuk terus mendukung para seniman yang membutuhkan medium berekspresi melalui karya mereka di masa pandemi ini, dan membuat Jakarta menjadi kota yang ramah akan seni serta menciptakan Jakarta sebagai "the new landmark".

Ke depannya, menurut Komarudin, pihaknya masih akan melakukan aksi sosial yang rencananya berkolaborasi dengan Yayasan Sayap Ibu. Dari berbagai kampanye yang dilakukan oleh perusahaan selain untuk mendukung para seniman Jakarta dan sebagai aksi sosial, juga sebagai kegiatan CSR.

Dia menambahkan pihaknya selalu hadir dengan konsep-konsep yang inovatif tak terpaku pada tren yang ada dalam melahirkan kreasi yakni menggabungkan tren, teknologi yang kian canggih dan kreatifitas yang semakin berkembang.


Baca juga: Sticar, start-up penyedia billboard iklan berjalan

Baca juga: Gaya hidup pengaruhi media luar ruang

Pewarta: Subagyo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021