Sektor kehutanan harus menurunkan 24,1 persen dari total 41 persen emisi karbon yang harus kita turunkan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa sektor kehutanan memiliki porsi terbesar dalam target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dibandingkan sektor lainnya.
"Sektor kehutanan harus menurunkan 24,1 persen dari total 41 persen emisi karbon yang harus kita turunkan," kata Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK, Ruandha Agung Sugardiman dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan sektor lainnya yang masuk dalam target komitmen kontribusi penurunan emisi yang ditetapkan nasional (nationally determined contribution/NDC), yakni energi sebesar 15,50 persen, limbah (1,40 persen), industri (0,11 persen), dan pertanian sebesar 0,13 persen.
Kelima sektor itu akan mencapai puncak emisi pada 2030. Pada tahun yang sama, diproyeksikan sektor hutan dan tata guna lahan (Forestry and Other Land Use/FoLU) akan mencapai penyerapan bersih (net sink) pada 2030.
"Artinya, hutan-hutan di Indonesia sudah menyerap karbon yang ada di Indonesia. Ini menjadi target luar biasa bagi kita semua untuk mencapai ke sana," katanya.
Ia menambahkan setidaknya terdapat enam kegiatan untuk menuju "net sink" 2030. Pertama, penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
"Ini harus kita monitor dengan baik, kita sudah mempunyai sistem monitoring sehingga kita bisa menunjukkan ke dunia bahwa apa yang terjadi di tingkat tapak bisa kita laporkan secara berkelanjutan kepada internasional," katanya.
Kedua, pembangunan hutan tanaman industri. Ketiga, pengelolaan hutan lestari. Keempat, rehabilitasi hutan. Kelima, pengelolaan lahan gambut, dan terakhir, upaya di bidang konservasi.
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong mengatakan, melalui dokumen Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050, Indonesia akan meningkatkan ambisi pengurangan gas rumah kaca (GRK) melalui pencapaian puncak emisi GRK nasional tahun 2030.
"Di mana sektor sektor FoLU sudah mencapai kondisi net sink, dengan capaian 540 Mton CO2e pada tahun 2050, dan dengan mengeksplorasi peluang untuk mencapai progress lebih cepat menuju emisi net-sink dari seluruh sektor pada tahun 2060," katanya.
Baca juga: PLTS terapung di Cirata berpotensi kurangi emisi karbon 214 ribu ton
Baca juga: Implementasi biodiesel kurangi 11,4 juta ton emisi karbon
Baca juga: PLN uji coba perdagangan emisi karbon dengan melibatkan 80 unit PLTU
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021