• Beranda
  • Berita
  • Studi: Varian Delta dua kali lipat berisiko rawat inap

Studi: Varian Delta dua kali lipat berisiko rawat inap

28 Agustus 2021 11:39 WIB
Studi: Varian Delta dua kali lipat berisiko rawat inap
Ilustrasi - Petugas COVID-19 berjalan di sepanjang Regent Street di London (7/6/2021). Inggris mengalami lonjakan kasus virus corona, yang menurut para ilmuwan didorong oleh orang-orang muda yang belum divaksinasi, bersama dengan penyebaran cepat varian Delta. ANTARA/Vuk Valcic / SOPA Images/Sipa US via Reuters Connect/pri.
Orang yang terinfeksi varian COVID-19 Delta dua kali lipat berisiko rawat inap dibandingkan mereka yang terkena Alpha, varian yang pertama kali muncul di Inggris tahun lalu, berdasarkan sebuah studi pada Jumat (27/8).

Studi itu, yang melibatkan lebih dari 43.000 kasus COVID-19 dari sebagian besar bukan penerima vaksin di Inggris, membandingkan risiko rawat inap rumah sakit bagi penderita COVID-19 varian Delta dengan penderita varian Alpha. Varian Delta mulanya ditemukan di India.

"Analisis kami menyoroti bahwa dengan tidak adanya vaksinasi, semua wabah varian Delta akan memberikan beban yang luar biasa terhadap layanan kesehatan dibanding pandemi Alpha," kata salah satu penulis studi terkemuka sekaligus pakar statistik Universitas Cambridge, Anne Presanis.

Studi itu berdasarkan pada kasus periode Maret-Mei selama tahap awal kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris, sehingga tidak dapat menaksir risiko lainnya bagi orang yang tidak divaksin atau yang baru mendapatkan dosis awal.

Studi, yang dipublikasi di jurnal Lancet Infectious Diseases, itu sejauh ini merupakan yang terbesar dalam menganalisis kasus COVID-19 yang dikonfirmasi oleh pengurutan genom virus.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi: Varian Delta picu 50 persen lonjakan infeksi COVID di Inggris

Baca juga: Studi Korsel: Muatan virus Delta 300 kali lebih tinggi

 

Menkeu: Varian Corona Delta picu perlambatan ekonomi

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021