Dua Ilmuwan LAPAN jadi Profesor Riset

30 November 2010 15:27 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Dua ilmuwan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dikukuhkan menjadi profesor riset sehingga lembaga ini sudah menelorkan 13 profesor riset dari sekitar 300 lebih profesor riset di seluruh Indonesia.

Pengukuhan Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata dan Prof Dr Sarmoko Saroso MSc sebagai profesor riset digelar di Gedung LAPAN, Jakarta, Selasa, disaksikan Kepala LAPAN Dr Adi Sadewo Salatun Msc.

Dalam orasinya, Sarmoko Saroso mengemukakan pentingnya penelitian ionosfer untuk mendukung komunikasi, navigasi, dan informasi mitigasi gempa.

Hasil prediksi komunikasi radio yang berisi informasi tentang rentang frekuensi, dapat digunakan untuk komunikasi radio antara dua tempat yang tetap, setiap jam pada bulan tertentu, dan sudah dapat diakses secara online.

Penelitian mengenai kondisi ionosfer juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keakuratan navigasi, global positioning system (GPS).

Akurasi dari faktor koreksi posisi tergantung pada faktor lokal diantaranya kondisi ionosfer, sehingga untuk meningkatkan akurasi yang telah dicapai dari sekitar lima meter menjadi 2 hingga 1 meter perlu penelitian lebih lanjut.

Penelitian tentang fenomena seismo-ionosfer juga terkait dengan gempa berskala besar di Indonesia, dapat menentukan prekursor gempa pada 2-7 hari sebelum kejadian.

Namun, karena masih tahap studi awal, maka perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil dan informasi yang lebih akurat.

Sementara Soewarto Hardhienata menyatakan, pemanfaatan antariksa nasional Indonesia untuk keperluan telekomunikasi, penginderaan jauh, peramalan cuaca, dan navigasi masih didominasi satelit-satelit asing atau milik Indonesia yang dibeli dari luar negeri.

Dalam upaya untuk membangun kemandirian nasional dalam pemanfaatan antariksa, saat ini sedang dikembangkan dua satelit kembar "Twinsat", yaitu satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-ORARI dengan misi utama untuk mitigasi bencana.

Sebagai tantangan ke depan perlu dikembangkan satelit misi penginderaan jauh berbasis radar dan satelit misi navigasi sehingga upaya untuk mencapai kemandirian nasional alam pemanfaatan antariksa dapat terwujud, tulis Soewarto dalam orasinya. (*)

S026/B013/AR09


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010