Pada kunjungannya di Solo, Sabtu, ia mengatakan langkah tersebut dilakukan menyusul penurunan permintaan angkutan bus oleh masyarakat. Dengan demikian, mau tidak mau harus dipikirkan solusi lain untuk mengoptimalkan fungsi terminal.
"Kita tahu angkutan bus agak menurun sehingga harus memikirkan secara kreatif fungsi apa yang bisa dikolaborasikan dengan kegiatan transportasi, 'pool', atau terminal bus," katanya.
Baca juga: Kemenhub optimis capai target realisasi anggaran 95,87 persen
Apalagi, dikatakannya, Terminal Tirtonadi memiliki keunikan berupa "skybridge" atau jembatan yang menghubungkan dengan Stasiun Solobalapan.
"Dan Solobalapan akan terhubung dengan bandara (Bandara Adi Soemarmo), jadi akan menjadi superhub. Jadi harus dipikirkan dengan baik, apa yang sudah dikembangkan yakni sportcenter, foodcenter, ini menggambarkan bahwa (Tirtonadi) jadi pusat kegiatan Solo yang baru," katanya.
Ia juga berharap upaya pengembangan tersebut bisa dicontoh oleh terminal lain. Bahkan, pihaknya juga terbuka jika ada masyarakat maupun perusahaan swasta yang ingin menyewa.
Baca juga: Menhub: Seluruh kementerian bersinergi dukung vaksinasi massal
"Kalau ada ide dari pak wali bikin 'fair', 'monggo' seperti apa. Ini kan terbangun besar, terdiri dari dua lantai sehingga harapannya dapat bermanfaat. September nanti (pembangunan) bisa selesai dan segera bisa dimanfaatkan," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berharap tempat tersebut bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi.
"Bisa jadi hubnya warga Solo. Ketika dibuka pada bulan September nanti harapannya bisa jadi satu triger untuk bisa melakukan percepatan ekonomi di Solo. Sekali lagi tempat seperti ini mau tidak mau mendatangkan 'crowd' (kerumunan), harapannya pandemi bisa selesai sehingga masyarakat bisa beraktivitas kembali," katanya.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021