Perseroan Terbatas (PT) Jamkrindo dan Yayasan Kelompok Kerja Salarea (Salarea Foundation) menyiapkan Program Rumah Semai di Kabupaten Garut dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat perdesaan di tengah situasi krisis pandemi virus COVID-19.Di aspek lingkungan, Jamkrindo telah memfasilitasi bantuan mesin cacah plastik dan pembangunan rumah sampah.
Tim dari Jamkrindo meninjau aktivitas persiapan pembuatan rumah semai itu, yang merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas pada hari Sabtu (28/9) sampai Minggu di Cibatu, Garut, Jawa Barat, kata siaran pers PT Jamkrindo di Jakarta, Minggu.
Dijelaskan bahwa rumah semai tersebut berada di lokasi Rumah Sampah MPL Loji/SMA PGRI Cibatu, yang diinisiasi Jamkrindo bersama Salarea Foundation.
Rumah semai ini akan berfungsi untuk pembibitan stroberi, kopi, dan tanaman konservasi, yakni kelapa dan bambu, terkait dengan kebutuhan program Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Garut yang sebagian kondisinya kritis.
Dengan penanaman kelapa dan bambu, dia berharapkan bisa mencegah terjadinya erosi di sekitar DAS. Sebagian wilayah di Garut mulai terancam bencana banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau sebagian daerah, terutama di Garut Utara, langganan krisis air bersih saban tahun.
Baca juga: PT Jamkrindo kolaborasi sediakan air bersih senilai Rp1,45 miliar
Direktur Utama PT Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat di Garut merupakan program Creating Share Value dari Jamkrindo untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, merangsang penciptaan lapangan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta komitmen perusahaan dalam merespons problem lingkungan dan penanggulangan bencana.
"Kami terus mendukung upaya dari kelompok masyarakat pada program Pemberdayaan, Penguatan Ekonomi, dan Pelestarian Lingkungan. Upaya pemberdayaan masyarakat di Garut merupakan program Creating Share Value dari Jamkrindo untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.
Menurut Putrama, Jamkrindo bersama Salarea Foundation tengah menjalankan program kemitraan seperti penguatan kapasitas petani kopi lewat pelatihan, pengadaan demplot kopi, dan bantuan peralatan pengolahan kopi untuk menunjang aktivitas Pawon Kopi Salarea dalam penguatan SDM, peningkatan kualitas, dan brand Kopi Dukuh Sadakeling.
"Di aspek lingkungan, Jamkrindo telah memfasilitasi bantuan mesin cacah plastik dan pembangunan rumah sampah yang berperan dalam pengelolaan sampah plastik berbasis pemberdayaan dan komunitas," kata Putrama.
Dalam kunjungannya, tim dari Jamkrindo melihat aktivitas sukarelawan Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) dan rumah sampah di Loji, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu; MPL Pasir Waru, Desa Pasir Waru, Kecamatan Limbangan; dan MPL Kampung Warung, Kecamatan Sukawening.
Kegiatan dari MPL dan rumah sampah itu, antara lain mengumpulkan dan memilah sampah plastik, pengolahan sampah plastik, pembuatan paving block dari limbah plastik, serta pembuatan kerajinan dari bungkus kopi instan.
Tim Jamkrindo juga berkesempatan melihat sukarelawan MPL belajar membuat media tanam di polybag untuk budi daya stroberi di rintisan Rumah Semai Salarea.
Baca juga: Rayakan HUT ke-76 RI, Jamkrindo beri bantuan ratusan paket sembako
"Tahap awal yang akan dikembangkan di rumah semai adalah stroberi. Kebetulan di komunitas MPL ada anggota yang tanam stroberi, yaitu Pak Kris (Krisuwanto Basuki). Nantinya, Pak Kris ini menjadi pendamping dan mengajari para relawan MPL budidaya stroberi," kata pendiri Salarea Foundation, Dadan M Ramdan.
Kris berharap warga di lingkungan Loji bisa secara mandiri menanam stroberi dengan memanfaatkan pekarangan rumah lewat media pot atau polybag.
"Kami ingin menghijaukan lingkungan warga dengan buah stroberi. Setelah saya coba tanam, cocok juga di Cibatu," katanya.
Hal senada diutarakan Asep, Wakil Kepala Sekolah SMA PGRI Cibatu. "Kami sangat mengapresiasi kehadiran rumah sampah dan rencana pembuatan rumah semai di sekitar lingkungan sekolah," katanya.
Menurut dia, ini bentuk kolaborasi yang apik antara pihak swasta, lembaga penggiat lingkungan, masyarakat dan warga sekolah dalam pemberdayaan dan program peduli lingkungan. Rumah sampah dan rumah semai akan menjadi bagian kegiatan ekstrakurikuler di sekolah itu.
Dikatakan pula bahwa rumah semai juga dipersiapkan untuk tempat pembibitan kopi berhubung banyak petani yang butuh bibit kopi berkualitas guna tingkatkan produktivitas.
Rumah semai juga berperan dalam pembibitan tanaman konservasi bagi program rehabilitasi DAS di Garut sekaligus memproduksi pupuk kompos atau organik dengan memberdayakan sukarelawan MPL dan rumah sampah.
Adapun tanaman yang dipilih untuk konservasi ini adalah kelapa dan bambu dengan pertimbangan selain punya nilai ekonomis, juga akarnya baik untuk menahan erosi.
"Agar rumah semai ini bisa menjalankan fungsinya dan memberikan insentif bagi relawan MPL dan rumah sampah dari produksi bibit, kami mengharapkan dukungan dari para stakeholder baik swasta maupun pemerintah dalam pengembangannya," kata Dadan.
Baca juga: Jamkrindo raih apresiasi di GRC & Perfomance Excellence Award 2021
Selain kendala permodalan dan pupuk, petani juga masih kesulitan mendapatkan bibit berkualitas karena terbatas.
"Kami tentu senang kalau ada pihak-pihak yang bisa membantu petani mendapatkan bibit unggul, khususnya kopi. Dengan bibit yang bagus tentu produktivitas hasil panen pun bisa meningkat," kata Wawan, petani asal Kampung Dukuh, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu.
Mengenai pengembangan bank sampah, Rismanto (pengelola Rumah Sampah Salarea) mengatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan fasilitas untuk pelatihan manajemen bank sampah dan peningkatan kapasitas.
"Rumah sampah mulai beroperasi dengan kapasitas produksi 50 kilogram per hari. Mudah-mudahan keberadaan rumah sampah ini menjadi solusi atas persoalan sampah liar, mendatangkan berkah bagi masyarakat, dan inspirasi bagi gerakan peduli lingkungan," katanya.
Mulyana, pengelola Rumah Sampah MPL Pasir Waru, mengajak perusahaan swasta lainnya untuk membantu kelompok-kelompok masyarakat yang begerak di pemberdayaan dan pendampingan, khususnya di wilayah pedesaan dan masyarakat pinggiran.
"Kontribusi pihak perusahaan swasta dan BUMN sangat penting untuk memajukan ekonomi desa. Makanya, langkah positif dari Jamkrindo melakukan pemberdayaan di Garut yang bekelanjutan bisa diikuti oleh perusahaan lainnya," katanya.
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021