"Karenanya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau mengirim tim ke lokasi konflik harimau sumatera terhadap manusia di Desa Teluk Lanus Kabupaten Siak itu, dan meminta agar korban divisum untuk memastikan kondisinya diterkam satwa harimau sumatera atau bukan," kata Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Riau, M Mahfud, kepada wartawan di Pekanbaru, Senin.
Mahfud mengatakan, mereka berharap korban divisum untuk memastikan apakah korban meninggal karena dimangsa harimau sumatera atau penyebab lainnya.
Baca juga: Jejak harimau sumatera ditemukan di kebun sawit wilayah Pelalawan Riau
Ia mengatakan, timnya telah menuju ke lokasi dan membawa kandang perangkap untuk melakukan evakuasi jika sudah dipastikan korban betul-betul dimangsa harimau sumatera.
"Lokasi tempat korban diterkam merupakan salah satu kawasan kantong harimau sumatera, jadi di sana sebagian sudah menjadi kawasan hutan tanaman industri perusahaan dan sebagian lagi kebun sawit," katanya.
Baca juga: Adat dan adab masyarakat adat dan harimau sumatera
Ia menghimbau agar masyarakat sekitar lokasi tetap tenang dan warga tidak melakukan tindakan anarkhis terhadap harimau sumatera atau satwa lain karena dilindungi undang-undang. Selain itu masyarakat yang melakukan aktivitas agar tidak sendirian melainkan harus berkelompok.
Kronologi tewasnya korban akibat diduga serangan harimau sumatera itu berawal saat dia mendapat informasi pada Minggu (29/8) pukul 18.30 WIB saat korban bersama dengan tiga orang saudaranya sedang bermain handphone di dermaga Pelabuhan PT Unisraya.
Baca juga: Masuk perangkap, BKSDA selamatkan harimau sumatera di Pasaman Barat
Kemudian, ayah korban bernama Rustam memanggil anak-anaknya untuk menghidupkan genset. Namun, hanya dua anaknya yang sampai di mess dan satunya hilang. Karena khawatir, sang ayah mencari anaknya yang hilang ke dermaga. Suasana yang sudah gelap membuat Rustam kembali ke mess untuk mengambil senter.
"Pukul 19.00 WIB ayah korban melanjutkan pencarian. Namun dia melihat bercak darah dan handphone anaknya sekitar 40 meter dari mess. Rustam bergegas mencari bantuan rekan kerja dan masyarakat sekitar, mencari keberadaan korban," katanya.
Baca juga: Korban serangan harimau Sumatera dirawat inap di Puskesmas Kampar
Setelah mencari, sekitar pukul 23.00 WIB pada Minggu (29/8) Rustam bersama masyarakat menemukan jasad korban dalam kondisi tanpa kepala dan alat kelamin sekitar 20 meter dari messnya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021