"Pada periode sekarang, kita masuk pada bonus demografi bahwa penduduk produktif menanggung yang tidak produktif sangat tinggi, artinya sangat rendah ketergantungannya," ucap Margo dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin.
Menurut dia, masyarakat dengan usia produktif akan menghasilkan kegiatan ekonomi yang melimpah disertai tenaga kerja.
Dengan demikian, penduduk usia produktif tersebut akan mampu melakukan investasi jangka panjang di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
"Jadi sudah sangat tepat presiden menempatkan SDM menjadi prioritas, karena sekarang memang era di mana kita punya produktivitas yang tinggi dengan angka ketergantungannya rendah," kata Margo.
Dalam jangka pendek, Margo menyebutkan kebijakan yang harus dilakukan untuk memanfaatkan bonus demografi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yakni melalui penyerapan tenaga kerja usia produktif yang melimpah.
Sementara dalam jangka panjang, bisa dilakukan melalui pembangunan manusia secara komprehensif yang meliputi pembangunan manusia sejak dini, serta penyerapan dunia kerja dan persiapan menuju lanjut usia (lansia).
"Sekarang kalau kita tidak memanfaatkan optimalisasi ini, maka kita tidak bisa memetik bonus demografi pada tahap dua," tutup Margo.
Baca juga: Guru Besar FEB UI: Bonus demografi bisa intervensi pembangunan manusia
Baca juga: Bamsoet: Optimalkan bonus demografi songsong Indonesia Emas
Baca juga: BPS ungkap 8,68 persen penduduk Indonesia tidak berdomisili sesuai KK
Baca juga: Guru Besar FEB UI: Bonus demografi bisa intervensi pembangunan manusia
Baca juga: Bamsoet: Optimalkan bonus demografi songsong Indonesia Emas
Baca juga: BPS ungkap 8,68 persen penduduk Indonesia tidak berdomisili sesuai KK
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021