Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat terdapat sebanyak 51.370 balita tidak memiliki bobot normal atau kondisi tidak normal secara gizi dan postur tubuh.posyandu sebagai upaya deteksi dini masalah gizi
"Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu sebagai upaya deteksi dini masalah gizi pada balita, sehingga balita yang terdeteksi mengalami gangguan pertumbuhan, agar dirujuk ke tenaga kesehatan untuk ditangani," ungkap Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kabupaten Bogor, Intan Widayati di Cibinong, Bogor, Selasa.
Menurutnya, hingga 31 Juli 2021, sebanyak 207.373 balita dari target 530.793 balita telah ditimbang dan diukur. Hasilnya, balita dengan berat badan kurang dari berat ideal ada sebanyak 13.792 balita atau 6,65 persen, stunting 25.778 atau 12,57 persen dan gizi buruk sekitar 11.800 balita atau 5,69 persen.
Intan berharap, peran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dapat ikut membantu Dinkes Kabupaten Bogor dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kader, serta pengembangan pengorganisasian masyarakat.
"Peran aktif TP-PKK dan kader dalam menggerakkan individu dan masyarakat sangat dibutuhkan, juga kemitraan dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan kesadaran, kemampuan dan kemauan, dalam berperilaku sehat dalam pencegahan stunting dan kader sebagai agen perubahan,” kata Intan.
Intan juga meminta semua pihak mendorong pemanfaatan dana desa untuk pencegahan stunting termasuk dalam penyediaan sarana prasarana posyandu.
Baca juga: Pemkab Bogor berhasil tekan angka stunting menjadi 12,69 persen
Baca juga: Belasan ribu balita Bogor dapat PMT demi jaga imunitas
Sementara, Ketua TP-PKK Kabupaten Bogor, Halimatu Sadiyah Iwan mengajak para kaum ibu melakukan konvergensi stunting di Kabupaten Bogor melalui Bimbingan Teknis Kelas Ibu, Konvergensi Stunting dan pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB) sudah dilakukan secara virtual, di Ruang VIP Gedung Tegar Beriman, Rabu pekan lalu.
Ia mengatakan, Bimbingan Teknis Konvergensi Stunting dan bulan penimbangan Balita penting untuk dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pembinaan kelompok Kelas Ibu agar para ibu memiliki bekal pengetahuan yang baik dalam mengasuh dan mendidik balita, agar tumbuh sehat, cerdas dan menjadi generasi emas penerus bangsa.
“Walaupun Bimtek ini kita lakukan secara virtual dan kita tidak bisa bertatap muka secara langsung, kami yakin tidak mengurangi semangat dan silaturahmi kita untuk bersama-sama berupaya melakukan konvergensi stunting dan Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB),” tutur Ketua PKK.
Menurutnya, program konvergensi stunting dan bulan penimbangan bayi sangat bermanfaat bagi para orang tua dalam menstimulasi perkembangan anak balita, menciptakan keluarga kokoh dan ibu andalan dalam pengasuhan anak balita.
Baca juga: Guru besar IPB ungkap penyebab kenaikan stunting di Bogor saat pandemi
Baca juga: Bogor perbanyak desa lokus intervensi stunting di 2020
Baca juga: 40 desa di Bogor jadi target intervensi atasi kekerdilan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021