"Selain itu, kolaborasi dengan banyak pihak juga mendorong semakin luasnya cakupan vaksinasi," kata Siti Nadia Tarmizi, melalui siaran pers yang dipantau secara virtual di Jakarta, Rabu.
Nadia mengatakan sejak Januari hingga Juni 2021 jumlah vaksin yang diterima terus meningkat. April sempat 20 juta dosis dan Juli menyentuh 40 juta dosis.
"Pada Juli hingga Agustus 2021, Indonesia menerima sekitar 50-65 juta dosis vaksin. Karena jumlah vaksinnya terus meningkat, maka harus segera digunakan untuk menyelesaikan vaksinasi," ujarnya.
Nadia mengatakan upaya mempercepat dan memperluas vaksinasi ditempuh Kemenkes dengan menggandeng TNI/Polri, BUMN, swasta, organisasi masyarakat dan juga organisasi keagamaan untuk bersama-sama melakukan vaksinasi dengan membuka lebih banyak pusat vaksinasi.
"Kami berharap, target vaksinasi untuk 208 juta penduduk Indonesia bisa tercapai," katanya.
Nadia memastikan pihaknya melakukan distribusi vaksin tiap pekan, sesuai dengan stok vaksin yang dimiliki. Vaksin didistribusikan ke seluruh provinsi yang bisa dibagi ke 514 kabupaten/kota dengan mempertimbangkan proporsi jumlah penduduk, seperti Provinsi di Jawa dan Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk besar mendapatkan alokasi lebih besar.
"Yang kedua daerah rentan atau yang memiliki risiko, artinya kasus konfirmasi positifnya cukup tinggi dan laju penularan yang tinggi," katanya.
Nadia menegaskan vaksin yang dipergunakan dalam program vaksinasi pemerintah dijamin aman dan efektif karena telah melewati proses uji keamanan mutu yang ketat dan memperoleh izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Vaksin yang aman adalah vaksin yang tersedia saat ini. Jadi, tidak usah ragu-ragu dan khawatir untuk divaksinasi,” katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021