Kami lihat sekarang ini dengan UEA kelihatannya mereka ingin menyelesaikan dengan cepat. Jadi, ada perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, itu merupakan hal-hal yang penting dibahas dalam negosiasi
Indonesia dan Uni Emirat Arab memulai perundingan dalam kerangka perjanjian kemitraan ekonomi secara komprehensif atau Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
“Kami dengan bangga meluncurkan negosiasi IUAE-CEPA yang sekaligus menandai babak baru hubungan perdagangan kedua negara,” kata Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi pada seremoni peluncuran The Negotiations For Indonesia-UEA CEPA di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan pernyataan bersama dari peluncuran negosiasi IUAE-CEPA oleh Mendag M Lutfi dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi.
Mendag Lutfi menyampaikan kerja sama itu adalah upaya penting yang dilakukan Indonesia dan UEA untuk meningkatkan perdagangan bilateral yang dapat memberikan manfaat bagi perekonomian kedua negara dan kesejahteraan masyarakat.
Peluncuran tersebut sekaligus menandai dimulainya perundingan putaran pertama IUAE-CEPA yang dilaksanakan pada 2-4 September 2021. Kedua negara berkomitmen bahwa perjanjian ekonomi komprehensif itu akan selesai dalam waktu satu tahun sejak diluncurkan atau pada 2022.
Mendag meyakini IUAE-CEPA dapat selesai dalam waktu satu tahun karena pra-negosiasi telah dilakukan. Selain itu, pihak UEA juga berkomitmen agar perjanjian kerja sama tersebut dapat segera ditandatangani.
"Kami lihat sekarang ini dengan UEA kelihatannya mereka ingin menyelesaikan dengan cepat. Jadi, ada perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, itu merupakan hal-hal yang penting dibahas dalam negosiasi. Jadi, saya rasa ini bisa selesai dalam satu tahun atau bahkan lebih cepat," tukas Lutfi.
Lutfi menyampaikan kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi melalui IUAE-CEPA dicapai pada pertemuan Mendag Lutfi dengan Menteri Al Zeyoudi pada 8 April 2021 dan 30 Maret 2021.
Sebagai kesepakatan yang komprehensif, lanjut Mendag Lutfi, inisiatif tersebut akan mencakup akses pasar, aturan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama.
“CEPA harus menjadi platform ekonomi yang andal dan inklusif yang akan mengangkat berbagai sektor bisnis dari semua skala, dari perusahaan multinasional hingga usaha kecil dan menengah,” ungkapnya.
Menurut Mendag, ada tiga hal utama yang menjadikan CEPA penting bagi Indonesia dan UEA. Pertama, secara historis, CEPA adalah perundingan pertama Indonesia dengan negara di kawasan Teluk, begitu pula ini merupakan perundingan pertama bagi UEA dengan mitra dagang di Asia.
Kedua, Indonesia dan UEA sebagai dua kekuatan ekonomi utama perlu mempererat kerja sama sehingga dapat saling melengkapi. Terutama, di masa pandemi yang penuh tantangan ini, dibutuhkan terobosan baru untuk saling mendorong ekonomi kedua negara.
Ketiga, CEPA diharapkan bukan sekadar kemitraan atau kerja sama pemerintah dengan pemerintah (G to G) tetapi juga antarpelaku usaha (B to B) dan masyarakat kedua negara.
CEPA disebut akan semakin membangun kepercayaan kedua negara untuk lebih meningkatkan perdagangan dan investasi, serta meningkatkan intensitas pertemuan untuk kerja sama yang berkelanjutan.
Mendag Lutfi menegaskan IUAE-CEPA dapat secara signifikan mendorong peningkatan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, kolaborasi bisnis, dan berkontribusi pengentasan kemiskinan bagi kedua belah pihak.
Menteri Al Zeyoudi mengatakan hubungan bilateral UEA yang sudah berlangsung lama dengan Indonesia berdasarkan pada ikatan budaya yang erat dan komitmen bersama untuk memungkinkan pembangunan ekonomi yang lebih besar dan kemakmuran rakyat kedua negara.
“IUAE-CEPA dibangun di atas hubungan ekonomi yang kuat antara UEA dengan Indonesia. IUAE-CEPA akan menjadi dasar bagi kemitraan yang lebih erat untuk kemajuan bersama dengan menciptakan berbagai peluang baru, menarik investasi dan tenaga kerja yang lebih besar, serta mengakselerasi pemulihan ekonomi global,” kata Menteri Al Zeyoudi.
Menteri Al Zeyoudi juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan kehormatan kepada Presiden RI Joko Widodo pada 3 September 2021.
Baca juga: Kedubes UAE luncurkan kampanye promosikan hubungan bilateral dengan RI
Baca juga: UAE kirim bantuan alkes ke Indonesia untuk atasi COVID-19 varian Delta
Baca juga: Luhut: investasi UEA ke INA wujud kepercayaan ke pemerintah Indonesia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021