Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan penyediaan Vaksin Merah Putih nantinya diharapkan dapat memenuhi 50 persen kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia di masa mendatangkekebalan itu tidak terus menerus ada
"Vaksin Merah Putih nantinya kalau sudah tersedia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan sedikitnya 50 persen dari kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Amin menuturkan pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan suatu kontribusi yang dinantikan bangsa Indonesia untuk bisa menjawab kebutuhan vaksin COVID-19 dalam negeri.
Hingga saat ini, Vaksin Merah Putih masih dalam tahap pengembangan dan proses transisi di industri. Oleh karenanya, kebutuhan vaksin COVID-19 sekarang ini masih bergantung suplai yang didapatkan dari luar negeri.
Baca juga: Eijkman: Uji klinik Vaksin Merah Putih ditargetkan akhir tahun 2021
Baca juga: BRIN: Izin edar darurat Vaksin Merah Putih ditargetkan medio 2022
Baca juga: PT Biotis farmasi swasta pertama dalam pengembangan Vaksin Merah Putih
Tentunya Indonesia berharap dapat segera mandiri dalam memenuhi kebutuhan vaksin untuk penduduknya. Oleh sebab itu, pengembangan Vaksin Merah Putih menjadi suatu kebutuhan yang mendesak demi kepentingan masyarakat dan kemandirian bangsa terhadap vaksin.
Keberadaan Vaksin Merah Putih juga dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan revaksinasi atau vaksinasi ulang di masa mendatang untuk menjaga kekebalan tubuh masyarakat Indonesia.
"Kekebalan itu tidak terus menerus ada, harus dipelihara karena kan kita lihat sekarang kekebalan sudah ada yang menurun sehingga harus dibutuhkan mungkin suntikan ketiga, setahun lagi suntikan berikutnya," tutur Amin.
Baca juga: Ketua DPD RI dorong percepatan pengembangan vaksin Merah Putih
Baca juga: Peneliti Vaksin Merah Putih bersyukur Biotis terima sertifikat CPOB
Baca juga: Peneliti: Hasil uji praklinik pertama vaksin Unair menjanjikan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021