Thobois, yang tengah meninjau langsung pelaksanaan Paralimpiade, mengaku ia dan jajarannya mendapat pelajaran penting dari Tokyo tentang mengatasi segala tantangan sembari berjanji pihaknya akan melakukan hal serupa tiga tahun lagi.
"Reaksi pertama saya adalah kita semua perlu berterima kasih kepada rekan-rekan kami di Jepang, yang mampu menyelenggarakan ini di situasi sekarang, sungguh capaian luar biasa," kata Thobois seperti dilansir Reuters, Jumat.
Baca juga: Tokyo serahkan bendera Olimpiade ke Paris
"Mereka harus mengatasi keadaan dan melakukannya dengan fantastis. Jelas kami berharap tiga tahun dari sekarang, situasi semacam ini sudah berlalu atau tingkat kekhawatiran menurun. Tapi jelas kami belajar banyak," ujarnya menambahkan.
Panitia Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, yang harus menunda penyelenggaraan mereka setahun karena pandemi, mengambil keputusan radikal dengan menyelenggarakan pesta olahraga tersebut tanpa penonton demi membantu pencegahan persebaran COVID-19.
Mereka juga menerapkan sejumlah aturan protektif seperti tes rutin, penggunaan wajib masker dan penerapan pola gelembung, serta beberapa kebijakan lain yang didistribusikan kepada para atlet maupun semua partisipan Olimpiade dan Paralimpiade.
Baca juga: Olimpiade Tokyo usai, ini 5 hal yang perlu diketahui dari Paris 2024
Paralimpiade Tokyo 2020 akan berakhir dengan upacara penutupan pada Minggu (5/9) nanti, yang sekaligus jadi permulaan hitung mundur jelang upacara pembukaan Olimpiade Paris pada 26 Juli 2024.
"Fundamental Paris 2024 sudah jelas. Kami siap menghadapi tantangan itu dan beradaptasi. Itu yang akan kami lakukan," ujar Thobois.
"Hari ini kita berbicara tentang pandemi, besok mungkin gelombang cuaca panas, Anda tahu setiap Olimpiade memiliki tantangannya masing-masing pada masa lalu, dan kami harus sesiap mungkin menghadapinya," katanya melengkapi.
Baca juga: Bos Olimpiade Australia sebut Tokyo 2020 patokan untuk Brisbane 2032
Paris akan menjadi kota kedua setelah London yang jadi tuan rumah Olimpiade untuk ketiga kalinya. Terakhir kali ibu kota Prancis menjalani peran itu pada 1924.
"Kami memasuki fase mendebarkan, di mana kami akan mulai meluncurkan berbagai program yang berbicara banyak kepada masyarakat umum," kata Thobois sembari menyebut beberapa tonggak seperti strategi program relawan, pengumuman maskot serta penjualan tiket.
"Kami cukup percaya diri bahwa kami bisa menyelenggarakan Olimpiade dengan prinsip seterbuka mungkin bagi kalangan umum," tutupnya.
Baca juga: Olimpiade Tokyo resmi ditutup bersamaan dengan padamnya kaldron
Baca juga: Kaisar Jepang resmi buka Paralimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Putra Mahkota Jepang dikabarkan akan hadiri penutupan Paralimpiade
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021